News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Lokakarya Penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana Provinsi Jawa Timur

Lokakarya Penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana Provinsi Jawa Timur


Surabaya pintubatu.com - Lokakarya Penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB) Provinsi Jawa Timur, diselenggarakan oleh Siap Siaga. Bertempat di Hotel Kampi, Surabaya, selama dua hari Selasa - Rabu, (13 – 14/06/2023).  Diikuti oleh peserta dari berbagai OPD dan komunitas relawan. Tujuannya untuk penyusunan alur pergerakan relawan ketika akan ikut serta dalam operasi tanggap darurat di lokasi bencana.

Peserta lokakarya yang membahas alur pergerakan relawan ini, mengusulkan perlu adanya petugas yang mengurusi relawan yang bertempat di posko induk. Tidak berdiri sendiri, sehingga memudahkan koordinasi.

Mereka juga menyampaikan bahwa alur yang akan dibuat ini mirip dengan standar operasional prosedur pengerahan relawan saat terjadi bencana, yang pernah disusun namun tidak ada kelanjutannya. Termasuk mirip dengan konsep desk relawan yang digagas oleh BNPB.


Salah satu peserta Edi Basuki, dari forum pengurangan risiko bencana (FPRB) Jawa Timur, saat dihubungi lewat selulernya Rabu (14/06/2023) menyampaikan, “Seingat saya, konsep desk relawan itu pertama kali disuarakan oleh Pangarso Suryotomo, dari BNPB saat kongres SRPB di Malang tahun 2017. Namun dalam perjalanannya desk relawan hanya mendata saja relawan yang turun ke lokasi bencana, tanpa ditindak lanjuti berupa instruksi harus kemana dan harus berbuat apa?” 

Sementara Wawan, sebagai ketua kelompok diskusi mengatakan bahwa keberadaan alur ini penting untuk memudahkan memantau pergerakan relawan di lapangan. Karena selama ini, relawan yang datang ke lokasi bencana banyak yang tidak lapor ke posko induk dengan berbagai alasan. Sementara petugas posko induk juga banyak yang belum paham dalam mengatur pergerakan relawan. 

Untuk itulah dalam lokakarya ini, panitia menganggap perlu menyusun alur sebagai pedoman yang harus ditaati oleh relawan, yang nantinya akan dimasukkan ke dalam dokumen RPKB.

Adapun alur pergerakan relawan yang dibuat oleh peserta lokakarya yang ditunjuk, adalah dimulai dengan pendataan relawan di posko induk, saat pertama mereka datang di lokasi bencana. 


“Di posko induk, relawan menyerahkan surat tugas dari organisasinya, yang berisi jumlah dan kapasitas masing-masing personil, lama penugasan, serta peralatan dan logistik yang dibawa. Termasuk, bantuan apa saja yang mungkin dibawa,” kata salah seorang peserta yaitu wakil koordinator sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana Jawa timur.

Setelah itu relawan di persilahkan menunggu di “tenda transit” untuk menerima pengarahan tentang kondisi lapangan, cek kesehatan, serta akan masuk klaster apa, jika klaster yang sesuai dengan kapasitasnya sudah tercukupi, dan akan ditugaskan di sektor mana, bersama siapa, dan berapa lama.

Hasil penyusunan alur pergerakan relawan ini kemudian dipresentasikan untuk mendapat masukan dari peserta maupun dari nara sumber. Sungguh, hasil kerja kelompok itu memang masih debatable. Misalnya, siapa yang akan mengurusi relawan di dalam alur tersebut. 


“Seandainya ada relawan yang tidak mau melapor ke posko induk seperti yang terjadi selama ini. Tentu ini memerlukan pembahasan tersendiri dan harus disinkronkan. Masalahnya, apakah dalam pembahasan selanjutnya saya diundang lagi atau tidak,” kata Edi Basuki, mengakhiri penjelasannya lewat sambungan selulernya. [Rif]


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment