News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Lingkungan Hidup Yang Sehat, Butuh Kesadaran Masyarakat Membersihkan Sampah

Lingkungan Hidup Yang Sehat, Butuh Kesadaran Masyarakat Membersihkan Sampah

Foto membersihkan sungai di Kota Batu

Surabaya pintubatu.com - Setiap tanggal 5 Juni, kita kembali memperingati hari lingkungan hidup se dunia. Masing-masing komunitas relawan kemanusiaan, termasuk para pecinta alam, memperingati dengan caranya sendiri. Namun tujuannya sama, membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat serta ajakan untuk melestarikan bumi

Kesadaran yang muncul di tengah masyarakat akan pentingnya keberlanjutan lingkungan menjadi dasar kuat untuk memperbaiki lingkungan.


Tahun 2023 ini, tema peringatan yang diangkat adalah “Beat Plastic Pollution”, sebagai ajakan untuk mengurangi pemakaian plastik. Mengingat saat ini sampah plastik sudah menggunung dimana-mana, dan sulit terurai secara alami sehingga berimplikasi terhadap kehidupan biologi tanah dan air. 

Onggokan sampah plastik, disamping berpengaruh terhadap kesehatan manusia, juga berpengaruh terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan pantai dan sungai. Apalagi masih banyak masyarakat dipinggiran pantai dan sungai yang belum sadar akan bahaya sampah plastik dan kebersihan lingkungannya dimana dia tinggal.


Namun perlu disadari, permasalahan sampah plastik pada dasarnya tidak terlepas dari aktivitas hidup sehari-hari manusia, karena plastik sangat praktis. Pemakaian kemasan plastik pada berbagai jenis makanan dan minuman menjadi penyebab utama polusi sampah plastik.

Tumpukan sampah di sepanjang pantai dan bantaran sungai menjadi pemandangan keseharian yang tidak menarik dan kurang sehat, tidak jarang baunya sangat menyengat. Bisakah relawan mengatasinya dengan melakukan edukasi masyarakat pinggir pantai dan sungai yang masih abai?

Banyak media yang mengatakan bahwa sampah plastik yang hanyut dibawa gelombang laut  dan sepanjang sungai tersebut biasanya dibiarkan berserakan di tepi pantai, diantaranya stereofom, busa, tas kresek, pembungkus makanan, sandal japit, sepatu dan pakaian dalam wanita.


Sampah yang dilaut itu kemudian dibawa kembali ke tengah laut saat air pasang. Tanpa upaya nyata membersihkan atau mendaur ulang karena adanya keterbatasan. Sedangkan sampah yang ada disungai menyebabkan bahaya banjir saat musim hujan tiba.

Ya, keterbatasan pengelolaan sampah plastik yang berserak di tepi pantai dan sepanjang sungai itu diantaranya adalah masalah dana, sarana prasarana pendukung, dan tenaga. Juga masalah pemasaran untuk sampah yang telah di daur ulang.

Dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup ini, kira-kira kegiatan kolaboratif apa yang bisa dilakukan oleh relawan dari berbagai komunitas ?. 


Konon, ada beberapa komunitas yang rajin memungut sampah di jalur pendakian, juga ada yang rela membersihkan sampah di area perkemahan, sekaligus melakukan penanaman pohon produktif. Baik lahan perkemahan di daerah lereng gunung, maupun pesisir pantai.

Pertanyaannya kemudian adalah, setelah sampah dibersihkan dan dikumpulkan, terus diapakan? Apakah dibiarkan saja sampai diangkut oleh armadanya dinas lingkungan hidup, atau dibakar sampai habis jadi abu kemudian ditimbun ? Mari kita bersama berbuat untuk pelestarian lingkungan hidup, sekecil apapun. [eBas]


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment