Pemahaman Potensi Bencana Melalui Pelatihan Program SPAB
Surabaya pintubatu.com – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM UNAIR) Surabaya bekerjasama dengan Wahana Visi Indonesia dan Jamaah Lorong Education (LC), menggelar pelatihan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Hal ini sebagai upaya mengenalkan keberadaan Permendikbud
Nomor 33 tahun 2019 tentang penyelenggaraan program SPAB sekaligus sebagai
upaya membangun kesadaran akan adanya potensi bencana di daerah, lingkungan sekolah
itu terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
Acara yang berlangsung mulai hari Rabu sampai Jum’at (24-26/05/2023), di Gedung SD AL-Ichsan, Bulak Banteng Surabaya, dihadiri oleh BPBD Kota Surabaya, perwakilan kamite sekolah, guru dan kepala sekolah, serta wakil dari warga sekitar sekolah.
Dalam sambutannya, Nur Fadilah, Kepala Sekolah SD
Al-Ichsan, mengatakan bahwa dirinya sangat berterimakasih atas penunjukan
sekolahnya untuk menerima program SPAB yang dapat memahamkan kepada warga
sekolah, akan adanya potensi bencana sekaligus membangun kesiapsiagaan
menghadapi bencana.
“Kebetulan lokasi kami dekat dengan pantai, dan potensi bencana yang ada di daerah kami diantaranya kebakaran, banjir dan air rob, serta penyakit yang diakibatkan oleh keteledoran warga sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Erick Alfian, dari Inavor, sekaligus
aktivis Jamaah LC, mengatakan bahwa tujuan SPAB diantaranya adalah melindungi
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dari kematian, cedera,
kekerasan, dan bahaya lain di sekolah. Juga sebagai ruang belajar lainnya,
serta mempromosikan upaya pengurangan risiko bencana, pembangunan resiliensi,
dan pembangunan yang berkelanjutan.
“Dengan program SPAB akan membuat suasana pembelajaran
tenang, karena sudah tahu apa yang harus dikerjakan jika ada bencana. Sekolah
pun akan menjadi favorit sebagai sekolah aman bencana sesuai indikator yang
ditetapkan,” kata pria yang berprofesi sebagai guru olah raga.
Untuk hari pertama ini, BPBD Kota Surabaya
menyampaikan materi tentang perlunya mitigasi di lingkungan sekolah serta
daerah sekitarnya kepada peserta didik. Sedangkan dari PMI memberikan
pengetahuan dan praktek pertolongan pertama pada kecelakaan.
Sementara, BPBD Provinsi Jawa Timur mensosialisasikan keberadaan Mosipena (mobil edukasi penanggulangan bencana), sebagai mobil yang menjadi media komunikasi, informasi dan edukasi bencana yang bisa didatangkan ke lembaga sekolah dengan cara berkirim surat terlebih dulu ke BPBD Provinsi Jawa Timur.
Untuk hari ke dua dan ke tiga, direncanakan ada materi
cara praktis memadamkan kebakaran, serta membahas materi SPAB. Diantaranya
membahas apa itu pengurangan risiko bencana, SPAB, Kajian Risiko Bencana,
rencana aksi, pembentukan tim siaga bencana sekolah, sampai tersusunnya dokumen
yang diperlukan. Seperti dokumen rencana penanggulangan bencana, serta simulasi.
“Kegiatan ini harus dilakukan berulang-ulang agar terbangun kesadaran akan kesiapsiagaan. Baik itu melalui simulasi secara berkala, maupun pelatihan untuk peningatan kapasitas serta upaya mitigasi non struktural yang dilakukan secara gotong royong oleh warga sekolah dan masyarakat sekitar dengan melibatkan pihak kecamatan,” ujar Heru menambahkan. [eBas]
Post a Comment