News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Membangun Ketangguhan Bencana, Melalui Simulasi Gempa

Membangun Ketangguhan Bencana, Melalui Simulasi Gempa


Surabaya pintubatu.com – Indonesia berada di tengah Cincin Api Pasifik serta pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki aktivitas seismik paling aktif di bumi. Hal ini menyebabkan negara ini sering mengalami gempa.

Kita tentu tidak bisa memastikan kapan gempa ini datang. Namun, untuk mengantisipasinya, simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa akan sangat penting, termasuk juga untuk diajarkan kepada anak-anak di sekolah, melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Hal ini seperti yang dilakukan oleh Jamaah LC, Keputih, Sukolilo, Surabaya Timur, yang bekerja sama dengan FKM-Unair dan Wahana Visi Indonesia, mengadakan simulasi evakuasi bencana gempa, sebagai rangkaian program SPAB di Sekolah Dasar Al-Ichsan, Bulak Banteng, Surabaya, Jum’at (26/05/2023).


Setelah diberi penjelasan oleh  fasilitator Erick Alfian dan Heru tentang skenario simulasi. Pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, bersiap diri dengan peran masing-masing yang telah disepakati. 

Simulasi dimulai dengan adanya aba-aba dari fasilitator. “Gempaaaa…!!! …  Ada gempaa … Segera berlindung anak-anak, cari tempat yang aman, dan lindungi kepala. !!!”

Semua berlarian ke luar ruang kelas menuju titik kumpul yang telah disiapkan. Ada juga yang masih berlindung di bawah meja. Sementara disimulasikan juga bagaimana cara mengevakuasi korban luka karena tertimpa tembok yang roboh atau pecahan kaca cendela.


Semua bersemangat melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi bencana gempa bumi. Fasilitator pun juga ikut sibuk memandu jalannya simulasi. Memberi arahan bagaimana cara melindungi kepala dengan benar, siapa saja yang harus ditolong lebih dulu jika ada gempa, dan sebagainya. Termasuk cara membawa korban menuju rumah sakit dengan menggunakan ambulance.

Simulasi gempa ini melatih warga sekolah untuk dapat berfikir jernih di tengah bencana, meredam kepanikan, dan dapat menemukan jalan keluar menyelamatkan diri saat di dalam ruangan sekolah.


Dengan kata lain, warga sekolah tidak panik begitu merasakan ada gempa, kemudian segera melindungi kepala dan bersembunyi di kolong meja.  jangan merunduk dibawah benda yang mudah terjatuh, dan Jangan dekat kaca,  jika sudah aman segera keluar ruangan kelas menuju titik kumpul yang telah disediakan.

Kegiatan yang dipantau langsung oleh Susanto, Direktur Ganala-LMI, sekaligus ketua Forum PRB Kabupaten Tulungagung ini, dinilai berhasil. Sudah tampak kekompakan tim fasilitator dalam memandu simulasi dalam pembelajaran SPAB. Termasuk penyusunan dokumen kebencanaan. {eBas]



Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment