News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Diskusi Pencemaran Sungai Brantas Akibat Sampah Dan Limbah Pabrik Bersama Ecoton

Diskusi Pencemaran Sungai Brantas Akibat Sampah Dan Limbah Pabrik Bersama Ecoton

Surabaya Jawa Timur - Persoalan pencemaran Sungai Brantas oleh sampah dan limbah pabrik menjadi perhatian Yayasan Ecoton. Salah satu programnya adalah Aksi Brantas, dengan melakukan penelitian kualitas air sungai Brantas, mulai daerah Mojokerto sampai daerah Gunungsari, Surabaya. Dimana, sepanjang daerah itu, banyak berdiri perusahaan yang kebanyakan membuang limbahnya ke Sungai Brantas.

Dalam aksinya, Ecoton merangkul berbagai komunitas yang berada di kawasan pinggir sungai untuk lebih peduli terhadap kondisi Sungai Brantas, serta berkenan melakukan edukasi kepada warga agar tidak membuang sampah di sungai serta menjaga kebersihan lingkungannya.
Masalah  sampah itulah yang dijadikan bahan diskusi oleh Jamaah LC, Keputih, Sukolilo, Surabaya Minggu (18-9-2022). Kali ini Rafika Aprilia, dari Ecoton yang menjadi pemantik diskusi yang digelar secara non formal, tanpa seremonial.

Diskusi ini sebagai upaya menambah wawasan anggota Jamaah LC tentang sampah yang mencemari lingkungan Sungai Brantas. Baik itu sampah domestik, sampah plastik dan limbah pabrik, yang mengakibatkan habitat ikan lokal seperti ikan betik, rengkik, dan keting, semakin punah.

“Dari penelitian kami saat melakukan susur sungai, di beberapa daerah lingkungannya rusak, ditumbuhi eceng gondok dan terjadi sedimentasi yang mengakibatkan pendangkalan dan dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan liar,” kata Budi Sarwoko, salah seorang peserta susur sungai.
Sedangkan sampah berupa pampers sangat sulit di urai. Apalagi ada anggapan bahwa jika sampah pampers dibakar akan berakibat sakit seluten, dimana bagian tubuh akan timbul ruam yang panas dan gatal. Untuk itulah Ecoton juga mengkampanyekan popok kain. Namun kurang diminati masyarakat karena kurang praktis. 

Sebagai pemantik diskusi, Rafika Aprilia mengatakan bahwa lembaganya juga melakukan Brand Audit, yaitu melihat merek produk apa saja yang paling banyak berkontribusi mencemari sungai. Harapannya, perusahan bertanggungjawab. Minimal dengan menyediakan tempat sampah

“Hasil dari penelitian ini kami kirim ke berbagai pihak terkait dan juga dipublikasikan lewat media agar diketahui khalayak ramai,” katanya.

Dalam kesempatan itu juga dikatakan bahwa, saat ini Ecoton dengan dukungan dari lembaga tertentu, sedang membuat taman di tepi sungai, bertempat di dekat kantornya, Kecamatan Wringin Anom, Kabupaten Gresik, sebagai media edukasi kepada warga sekitar.
“Jika berkenan, kami siap mengajari anggota Jamaah LC untuk belajar melakukan penilaian kualitas air, sekaligus akan kami pinjami alatnya,” tambahnya meyakinkan. 

Dikatakan pula bahwa Yayasan Ecoton juga memiliki laboratoriun penelitian yang terkait dengan lingkungan yang bisa dikunjungi. Sebuah tawaran yang menarik buat Jamaah LC untuk meningkatkan kapasitas di bidang lingkungan. [eB]

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment