News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Diskusi Bersama Belajar Aplikasi Traffic Accident Claim System (TACS)

Diskusi Bersama Belajar Aplikasi Traffic Accident Claim System (TACS)


 Surabaya Jawa Timur — Penanganan korban kecelakaan lalu lintas tak bisa asal-asalan, agar korban tidak semakin parah. Di sisi lain, si penolong, baik perorangan maupun komunitas masyarakat yang peduli sesama hendaknya melakukan pencatatan kronologis sejak memulai melakukan pertolongan disertai foto kejadian sampai saat serah terima korban ke pihak Rumah Sakit rujukan. Ini penting untuk kelengkapan administrasi.

Artinya, penolong harus memiliki bukti foto kejadian, meliputi hari, tanggal dan jam peristiwa, keterangan identitas penolong, ada berita acara penyerahan korban yang ditandatangani dokter serta kwitansi pengeluaran dana selama penanganan korban.


Demikian penjelasan staf Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Didiek Rachmadi, SKM, MPPM, saat ditemui setelah acara Jagong Bareng karo Jamaah LC (JAGONG BAKAR LC), tentang Manajemen Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas di Basecamp Keputih, Surabaya, Rabu (10/08/2022). Kegiatan ini dipandu oleh Arti Novelia, alumni Magister Managemen Bencana Universitas Airlangga, Surabaya, yang juga anggota Forum Pengurangaan Risiko Bencana Jawa Timur.

Kegiatan ini berawal dari obrolan nonformal beberapa peserta rapat koordinasi Forum Pengurangaan Risiko Bencana Jawa Timur, di Hotel Grand Mercure, minggu (07/08/2022). Dimana, saat itu Didiek bercerita tentang aplikasi Traffic Accident Claim System (TACS) yang dibuat untuk menekan angka fatalitas korban kecelakaan dan memudahkan proses klaim asuransi korban kecelakaan lalu lintas.

“Program ini untuk membantu korban kecelakaan, mulai dari perawatan medis, kepastian hukum serta mendapatkan santunan Jasa Raharja tanpa melalui proses panjang. Termasuk penolong juga bisa mendapat imbalan jika memenuhi syarat yang ditetapkan,” Katanya penuh semangat.


Dari situlah kemudian Didiek bersedia berbagi informasi tentang TACS di Basecamp Jamaah LC, Keputih. Kegiatan ini sedianya hanya diikuti oleh anggota Jamaah LC dan Unit Reaksi Cepat Komunitas Tanggap Gawat Darurat (URC-KTGD) Surabaya. Semua dilakukan secara swadaya murni tanpa ada bantuan dari sponsor maupun Kantor.

Namun, karena ada anggota yang bersedia memfasilitasi zoom meeting, maka kegiatan Jagongan ini dilakukan secara hybrid (secara tatap muka di basecamp maupun secara luring bagi mereka yang tidak bisa datang ke lokasi). 

Tidak disangka, peminatnya banyak dari berbagai profesi dan dari berbagai kota di Jawa Timur. Diantaranya, ada pegawai puskesmas kota Nganjuk, Jember dan Lumajang. Juga ada dokter dari kota Malang. Serta para relawan kemanusiaan.


“Sungguh saya tidak menyangka jika animo kawan-kawan dari berbagai daerah tertarik dengan materi ini. Mungkin ke depan akan diadakan lagi dengan persiapan yang lebih matang. Termasuk mengundang BPBD dan akademisi untuk memberikan pencerahan tentang program TACS yang masih belum banyak diketahui masyarakat,” kata Basuki, salah seorang peserta yang berkesempatan hadir di basecamp.

Sebagai narasumber tunggal, Didiek berharap materi ini perlu diagendakan lagi dengan melibatkan banyak pihak, dan keberadaan anggota URC-KTGD perlu ditingkatkan kapasitasnya. Termasuk memperluas jejaring kemitraan dengan berbagai pihak. diantaranya PMI, Kepolisian, Dinas perhubungan, dan Tim Command Center 112.

“Kawan-kawan tidak hanya mumpuni dalam hal memberikan pertolongan, namun juga bisa melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penanganan kecelakaan lalu lintas.” Katanya bersemangat. [eB]


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment