News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tingkatkan Kesuburan Tanaman Apel, Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Batu Berikan Bantuan Saprodi

Tingkatkan Kesuburan Tanaman Apel, Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Batu Berikan Bantuan Saprodi

Kota Batu Jawa Timur - Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman hewan yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organik, memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah dan mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi. Pupuk organik kebanyakan tersedia di alam (terjadi secara alamiah), misalnya kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan guano Pupuk organik lebih ditunjukkan kepada kandungan C organik atau bahan organik dari pada kadar haranya. Nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk organik.


Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan  Pemerintah Kota Batu tahun 2022 mengadakan program Revitalisasi Lahan Apel Dan Demplot Lahan Apel dengan memberikan bantuan kepada beberapa kelompok tani di Kota Batu. Menurut koordinator Petugas Penyuluh Lapangan Kecamatan Bumiaji Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Dulkamar saat menyerahkan bantuan pupuk organik kepada Kelompok Tani di Desa Tulungrejo Jum'at (1/7/2022) menyampaikan, “Untuk revitalisasi lahan bantuan Saprodi diberikan kepada Kelompok Tani di Desa Bumiaji 1 kelompok, Desa Sumbergondo 1 kelompok, Desa Punten 1 kelompok, dan Desa Tulungrejo 3 kelompok. Untuk Demplotnya lahan apel yang mendapatkan bantuan saprodi yaitu Desa Tulungrejo 1 kelompok, Desa Bulukerto 1 kelompok dan Desa Sumbergondo 1 kelompok. Untuk yang demplot masing-masing kelompok tani mendapatkan pupuk organik 4 ton, yang revitalisasi mendapatkan 13 ton kecuali Desa Punten mendapatkan 12 ton, ditambah agen hayati dan PGPR serta dolomit. Sedangkan untuk Demplot mendapatkan pestisida, pupuk NPK Phonska agen hayati dan PGPR serta dolomit.”

“Harapannya kita dapat memperbaiki kesuburan tanah khususnya diwilayah lahan apel untuk meningkatkan produktivitas apel Kota Batu. Kesuburan tanahnya kita perbaiki supaya meningkatkan organik tanahnya, pemberian PGPR untuk menambah mikrobiologi tanahnya, meningkatkan kesuburan tanah dan ketahanan terhadap penyakit. Untuk tanaman apel dengan dilakukan revitalisasi lahan yang setiap tahun diprogramkan maka pelan-pelan akan membuat lahan pertanian apel khususnya semakin subur, akan pelan-pelan memperbaiki khususnya kesuburan tanah C organik.”tuturnya.


“Rata-rata hasil laboratorium yang optimal itu minimal 5%, untuk di Kecamatan Bumiaji rata-rata dibawah 5 % kecuali di wilayah Gabes itu masih bagus. Kalau dari Dusun Junggo Desa Tulungrejo ke bawah itu kurang dari 5%. Kita tambahkan ini supaya mendekati ideal. Untuk kesuburan tanah yang optimal itu paling tidak bahan organiknya 5 %, kita tambahkan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteri atau bila diterjemahkan kurang lebih Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman) dan sebagainya supaya mikrobiologi tanahnya meningkat. Mikrobiologi tanah itu supaya mengikat N bebas, ada pelarut phosphate, ada pengurai bahan organik juga untuk ketahanan terhadap penyakit. Misalnya ada kandungan trikoderma disana, untuk idealnya bahan mikrobiologi tanah idealnya 1 juta pergram, “tambahnya.


“Penyebab Mikrobiologi kurang dari 1 juta pergram karena petani terlalu banyak pemakaian pestisida, insektisida dan herbisida.
Pupuk organik itu merupakan makanan mikrobiologi. Petani kita mohon maaf relative kurang memperhatikan bahan organiknya, kalaupun petani memberikan bahan organik ke tanamannya kebanyakan pupuk organik yang dipergunakan belum terfermentasi jadi masih mentah atau masih belum terdekomposer, “pungkas Dulkamar. (Erwin)

 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment