Lokakarya Konsolidasi BNPB dan Sub Nasional, Diikuti Oleh Perwakilan 4 Provinsi
Bogor Jawa Barat –
SIAP SIAGA atau Kemitraan Indonesia Australia untuk Kesiapsiagaan telah
beroperasi sejak November 2019. Untuk mendukung agenda nasional dalam
Penanggulangan Risiko Bencana (Disaster Risk Management), program SIAP SIAGA dilaksanakan
baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.
Sebagai upaya membangun hubungan kerja yang solid dan
efektif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, untuk itu Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan Lokakarya Konsolidasi BNPB dan Sub
Nasional. Hasil kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat komunikasi dua
arah yang efektif antara BNPB, tim sub nasional SIAP SIAGA dan pemangku
kepentingan utama di Provinsi Kerjasama SIAP SIAGA antara lain Provinsi Jawa
Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Lokakarya Konsolidasi BNPB dan Sub Nasional berlangsung di Savero Style Hotel Jl. Raya Pajajaran No. 38 Kota Bogor Jawa Barat hari Selasa sd Kamis (12 s.d 14/7/2022). Dengan jumlah peserta 39 orang terdiri dari perwakilan BNPB 13 orang, perwakilan dari BPBD Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat 4 orang, perwakilan Bappeda terdiri dari Bappeda Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat 4 orang, Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat 4 orang serta tim dari SIAP SIAGA dengan Fasilitator sejumlah 14 orang peserta. Dari BNPB yang hadir secara lagnsung Direktur Kesiapsiagan Papang beserta Staf, sedangkan yang mengikuti secara daring ada Direktur HOKS dan Direktur PSPB (Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana) BNPB.
Dalam paparannya Direktur PSPB Agus Wibowo menyampaikan
materi Rencana Nasional Penanggulangan Bencana, “Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana (Renas PB) adalah rencana yang memuat kebijakan dan
strategi serta pilihan tindakan untuk mencapai sasaran penyelenggaraan
penanggulangan bencana di tingkat nasional dalam kurun waktu 5 tahun (2020-
2024).”
“Renas PB menjadi acuan penyusunan perencanaan
program/kegiatan penanggulangan bencana semua stakeholder kebencanaan di pusat
dan didaerah. Renas PB ini dapat dilakukan kaji ulang berdasarkan evaluasi dan
rekomendasi dan atau pertimbangan para pakar paling sedikit satu kali dalam
lima tahun sehingga dapat mengalami penyesuaian pada tahun ke-3 perencanaan dan
atau terdapat perubahan mendasar pada regulasi terkait penanggulangan bencana, “tambahnya.
“Isu strategis Renas PB yaitu meningkatnya Risiko
Bencana Geologi, peningkatan potensi dampak dan Risiko Bencana
Hidrometerorologi akibat Perubahan Iklim, Tata Kelola, Perencanaan dan
Pembiayaan (Investasi) Penanggulangan Bencana di daerah, adapatasi kebiasaan baru yang aman dan
produktif sebagai fase transisi darurat ke pemulihan darurat bencana non alam
covid-19, serta reformasi elemen system penanggulangan
bencana, “pungkasnya.
Sekjend Forum PRB Jawa Timur Catur Sudarmanto yang akrab disebut Mbah Dharmo yang hadir mewakili Forum PRB Jawa Timur lewat sambungan selulernya Rabu (13/7/2022) menyampaikan, “Kegiatan Lokakarya Konsolidasi BNPB dan Sub Nasional selama 3 hari ini sangat bermanfaat untuk semua pihak dalam upaya membangun ketangguhan bencana, mulai dari penyusunan perencanaan Penanggulangan Bencana, pelaksanaan, monitoring evaluasi dan bagaimana strategi keberlangsungan kegiatan serta upaya-upaya yang sudah dilakukan selama ini. Tatkala Program SIAP SIAGA berakhir, serta bagaimana pelibatan para pihak? Maka disini perlunya pelibatan BPBD, BAPPEDA dan Forum PRB dalam kegiatan ini.” (Erwin)
Post a Comment