News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menunggu RTL (Rencana Tindak Lanjut) Bimtek Destana

Menunggu RTL (Rencana Tindak Lanjut) Bimtek Destana

Kabupaten Malang Jawa Timur - Pengurus Program Siap Siaga, Ansila, Jum’ad (24/06/2022),  menutup secara resmi kegiatan pelaksanaan bimbingan teknis destana integrasi SNI dan PKD bertempat di gedung Balai Besar Pelatihan Pertanian, Ketandan, Lawang, Kabupaten Malang Jawa Timur.  Kegiatan yang diikuti oleh fasilitator destana, perwakilan dari Forum PRB Jawa Timur, komunitas relawan dan staf BPBD, merupakan upaya peningkatan kapasitas dalam rangka berpartisipasi membangun ketangguhan destana.

Harapannya, semoga materi yang diberikan dapat menambah wawasan bagi fasilitator destana dalam melaksanakan tugasnya. Baik dalam hal penyusunan dokumen yang diperlukan, maupun kwalitas program destana ke depan.

Sebelum penutupan, Mambaus Suud memberikan kesempatan kepada organisasi kemanusiaan yang programnya bersentuhan dengan upaya penguatan ekonomi bagi korban bencana. Saat ini mereka sedang menjalankan program Memperkuat Desa dalam Pengurangan Risiko Bencana dan Pemulihan Dampak COVID-19 di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur.


Dalam melaksanakan programnya, mereka berkolaborasi dengan BPBD setempat untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana dan pengaktifan resilience shelter di lima desa Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Pacitan, dalam rangka mengembangkan aktivitas ekonomi untuk sumber penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)  bagi kelompok rentan dan marginal.

Mereka mengembangkan strategi penguatan ekonomi bagi korban bencana dengan memberikan keterampilan yang memberdayakan. Sehingga saat pasca bencana warga yang menjadi korban bencana bisa segera pulih kehidupannya dan tidak berlama lama terpuruk dalam kesedihan.

“Untuk itu, Fasilitator harus bisa mendampingi warga dengan mengajak berkreasi agar tidak muncul ketergantungan karena ketidak berdayaan. Tentunya hal ini harus dikolaborasikan dengan berbagai pihak, termasuk pendanaannya,” kata Apri dari Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos).

Sementara, Andri dari Association of resiliency movement (ARM), menyampaikan bahwa dalam berkegiatan, ada baiknya juga menggunakan Strategi bengak bengok agar didanai oleh orang yang baik hati yang tidak mampu bengak bengok, dalam rangka mendukung programnya membangun ketangguhan destana.


Masih menurutnya, dalam mengawali melaksanakan program, tentunya harus mengadakan koordinasi lebih dulu, guna mengetahui karakter warga Desa, termasuk perangkat Desa dan tokoh masyarakat yang akan membantu kelancaran program, melihat data dan program yang ada.

Kegiatan ini tentunya harus dilakukan berulang kali, sehingga fasilitator akan berhasil memotret potensi Desa, melihat kapasitas, kerentanan, dan potensi ancaman bencana yang ada di daerah setempat.

Hasil dari kegiatan di atas, kemudian dibahas bersama aktor lokal dalam rapat untuk menentukan program yang akan dikerjakan. Baik itu melalui diklat, motivasi, advokasi, edukasi, studi tiru, dan lainnya, termasuk program destana agar sasaran program segera “move on”, dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.

“Kaum rentan juga perlu dilibatkan dalam kegiatan destana sesuai dengan kemampuannya. Sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri ketika ada bencana, termasuk memiliki kemampuan segera pulih secara ekonomi dari keterpurukan pasca bencana,” ujarnya.

Dikatakan pula bahwa, untuk menggerakkan semua elemen pentahelix, perlu ada seorang yang bertindak sebagai “dirijen” yang mumpuni agar semua bisa berkolaborasi menjalankan perannya dalam sebuah program.


Dari cerita pengalaman di atas, Cak Suud dan Cak Nandar, sebagai pendamping bimtek berharap, agar peserta bimtek bisa menindak lanjutinya untuk meningkatkan kapasitasnya dalam upaya membantu BPBD membangun ketangguhan destana. Diantaranya, seperti yang diusulkan oleh Nadiroh, peserta dari Blitar, perlunya ada kegiatan “working group” bagi fasilitator destana. [eB]

 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment