Forum PRB Jatim Adakan Pelatihan PRB Inklusif Untuk Gerkatin Se Jatim
Kota Probolinggo Jawa Timur – Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Jawa Timur bekerjasama dengan BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kota Probolinggo, dan PRBI (Pengurangan Risiko Bencana Inklusi) serta Gerkatin Jawa Timur mengadakan Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Inklusif. Kegiatan tersebut bertempat di Ruang Pertemuan BPBD Kota Probolinggo Jawa Timur Sabtu (25/6/2022), acara dilaksanakan mulai pukul 08.30 - 16.30 wib.
Jumlah peserta 40 orang terdiri dari perwakilan Gerkatin Jatim yaitu dari Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ngawi, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Jember, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Sekjend Forum PRB Jatim Catur Sudharmanto S.Sos, M.MB yang hadir sebagai narasumber didampingi oleh pengurus Forum PRB Jatim antara lain Ratna, Yoyok, Toif, Yuda, Syaifudin, Nazib dan Endik Suhendi. Selain itu juga dihadiri Ketua dan Pengurus Gerkatin Jatim serta Pengurus Forum PRB Kota Probolinggo.
Lewat sambungan selulernya Sekjend Forum PRB Jatim Catur Sudharmanto S.Sos, M.MB menyampaikan bahwa acara dibuka secara resmi oleh Kalaksa (Kepala Pelaksana) BPBD Kota Probolinggo. Narasumber Sekjend Forum PRB Jatim menyampaikan materi Manajemen Penanggulangan Bencana. “Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak,” tuturnya.
“Bencana bisa dicegah, dengan berupaya melakukan pencegahan agar tidak terjadi bencana. Misalnya melarang pembakaran hutan untuk dijadikan ladang, melarang penambangan batu di daerah yang curam. Untuk itu perlu dilakukan mitigasi yaitu berupaya untuk meminimalkan terjadinya dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Dengan mitigasi struktural misalnya pembuatan check dam, bendungan, tanggul sungai dll. Sedangkan mitigasi non struktural yaitu melakukan kegiatan dengan membuat peraturan, menata tata ruang, dan melakukan pelatihan seperti saat ini. Manajemen bencana merupakan serangkaian kegiatan yang dilasanakan dalam rangka usaha pencegahan, mitigasi kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan yang berkaitan dengan kejadian bencana, “tambahnya.
“Setelah menerima materi pelatihan Manajemen Bencana, peserta akan mengikuti diskusi kelompok kajian risiko bencana, lalu materi PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) dan dilanjutkan simulasi penanganan kondisi darurat. Peserta meresa sangat-sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap ada kegiatan lanjutan untuk materi-materi PRB lainnya dalam rangka membangun ketangguhan mereka, “ pungkas Catur Sudharmanto mengakhiri sambungan selulernya. (Erwin)
Post a Comment