Kesenian Terbang Jidor Al-Barzanji An Nur Dusun Banaran Desa Bumiaji, Berharap Dukungan Pemerintah Kota Batu
Kota
Batu Jawa Timur - Kesenian terbang Jidor
Al-Barzanji adalah Kesenian Sholawat Nabi. Kesenian Terbang Jidor Al-Barzanji biasanya
dipagelarkan saat menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W. Pada bentuk
musiknya kesenian Terbang Jidor Al-Barzanji menggunakan tiga instrument utama yaitu
terbang, jidor dan kendang. Sekumpulan bapak-bapak dan beberapa pemuda di Dusun
Banaran Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu pada Kamis (16/6/2022) berdiskusi
untuk menghidupkan kembali kesenian tradisional terbang jidor yang sempat
terkenal di Kota Batu pada tahun 1990an. Diskusi curah pendapat tersebut dihadiri
anggota DPRD Kota Batu Ilyas, S.Sos dan anggota terbang Jidor dari Dusun Cangar
Desa Bulukerto.
Penyajian Terbang Jidor Al-Barzanji disajikan dalam tiga tahapan yaitu pada bagian awal, inti, dan akhir. Dalam bagian awal penyajian Terbang Jidor Al-Barzanji dimulai dengan pembukaan yaitu pengumandangan gendhing dolanan, kemudian pada bagian inti penyajian kesenian Terbang Jidor Al-Barzanji mengumandangkan empat sholawat yang berinjak pada kitab berzanji. Saat tampil Bersama dibutuhkan waktu 1 hingga 2 jam. Bentuk musik kesenian Terbang Jidor Al-Barzanji yang pertama mengarah pada jenis-jenis alat musik membran yang dipakai untuk mengiringi kesenian tersebut seperti Jidor, Terbang, dan Kendang, kemudian yang kedua mengarah pada vokal yang menggunakan cengkok lama berlaras slendro sebagai acuan pengumandangan gendhing pembuka maupun sholawat lagu, kemudian yang ketiga mengarah pada sistem nada slendro yang sudah dijadikan patokan dalam proses berkesenian Terbang Jidor Al-Barzanji, dan yang keempat mengarah pada hasil notasi yang digunakan selama proses kesenian Terbang Jidor Al-Barzanji tersebut berlangsung.
Disampaikan
oleh Tholib Ketua RW 01 Desa Bumiaji, “Selama pandemi Covid-19 kesenian terbang
Jidor Al-Barzanji An Nur Dusun Banaran berhenti berkegiatan karena larangan
berkumpul untuk menghindari penyebaran virus corona yang sempat melumpuhkan semua
kegiatan dan perekonomian di dunia. Terbang Jidor A Nur Banaran beranggotakan
25 orang. Saat ini telah mengajak generasi muda di Dusun Banaran untuk
menghidupkan kembali tradisi terbang jidor asli tanpa adanya alat music tambahan
seperti kybord. Dulu hampir disetiap Dusun atau Desa di Kota Batu ada
perkumpulan terbang jidor. Kami berharap kesenian tradisional tersebut bisa
didukung untuk dihidupkan kembali oleh Pemerintah Kota Batu dengan mengadakan
festival seperti tahun 1990an.”
“Kesenian terbang jidor membutuhkan jumlah pemain lebih dari 15 orang, saat tampil tidak tergantung kehadiran dari pemain yang ahli alat music tertentu. Setelah munculnya penambahan alat music modern seperti kyboard, banyak kelompok terbang Jidor di beberapa dusun atau desa di Kota Batu sudah tidak aktif Kembali. Kami berharap tradisi Terbang Jidor klasik bisa dihidupkan kembali,” tambah Muhammad Ichwanto anggota Terbang Jidor Al Mubarok dari Dusun Cangar Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Menanggapi hal tersebut anggota
DPRD Kota Batu Ilyas, S.Sos menyampaikan, “Silahkan dihubungi pengurus Terbang
Jidor dimasing-masing Dusun atau Desa terlebih dulu, karena jamannya sudah modern
langkah awal bisa membuat grup Whatsap untuk berkomunikasi diantara pengurus di
dusun dan desa lainnya terlebih dulu. Kalau disetiap dusun perkumpulan terbang
jidor sudah bisa aktif kembali, barulah nanti kami bisa mendorong Pemerintah
Kota Batu untuk bisa memfasilitasi festival tingkat Kota. Minimal hidupkan kembali
ditingkatan Kecamatan Bumiaji terlebih dulu, kalau di Kecamatan Bumiaji sudah
bisa berkegiatan kembali tentunya Terbang Jidor di kecamatan Batu dan Junrejo
bisa diajak mengaktifkan kembali.” (Erwin)
Post a Comment