News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

LPBI-NU Mengusung Tema Lingkungan Di Arena GPDRR

LPBI-NU Mengusung Tema Lingkungan Di Arena GPDRR

 

Nusa Dua Bali - Rumah Resiliensi Indonesia (RRI) yang disediakan panitia GPDRR ke-7 ini, mendapat sambutan yang luar biasa. Berbagai pihak yang memiliki bidang garap pada isu-isu kemanusiaan dari berbagai belahan dunia, memamerkan pengalamannya untuk menjadi bahan pembelajaran bersama tentang praktik baik dalam hubungannya mengelola program Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

Dari dalam negeri pun banyak komunitas relawan kemanusiaan yang ikut unjuk karya, berbagi cerita. Salah satu diantaranya adalah LPBI-NU (Lembaga Penanggulangan Bencana Dan Perubahan Iklim – Nahdatul Ulama). Delegasi ini dipimpin oleh Gus Yoyok, sapaan akrab Wachyudi, salah satu motor penggerak Forum Pengurangan Risiko Bencana di Jawa Timur.

Dalam ajang GPDRR ke-7 di Nusa Dua, Bali, LPBI-NU mengangkat tema lingkungan hidup di tengah perubahan iklim. Sebuah isu nyata yang semakin memprihatinkan karena eksploitasi yang berlebihan. Diantaranya adalah masalah sampah, pelestarian flora dan fauna serta ketahanan pangan, yang perlu dibahas dan dicarikan solusi bersama.


“Semua elemen pentahelix, bersemuka dan berdiskusi bersama, berbagi pengalaman untuk dijadikan bahan pembelajaran ke depan, agar isu-isu yang diangkat dalam acara GPDRR, termasuk isu lingkungan dan pelestarian flora fauna, bisa menjadi program masing-masing pihak,” kata Gus Yoyok, yang saat ini sedang di arena Rumah Resiliensi Indonesia, Nusa Dua, Bali.

Gus Yoyok, yang juga pengurus Forum PRB Jawa Timur, didampingi A. Majid Riduwan, menjelaskan kepada pengunjung tentang beberapa program kegiatan yang sudah di jalankan. Salah satu diantaranya adalah program lingkungan hidup, dalam bentuk edukasi dan studi konservasi alam yang ditindak lanjuti dengan gerakan penghijauan yang diikuti oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.

“Program penghijauan dengan menanam berbagai tanaman keras yang produktif itu sempat dihadiri oleh pejabat BNPB dan BPBD, sehingga menambah semangat relawan untuk terus berbuat menebar manfaat bagi masyarakat,” ujarnya bersemangat, saat dihubingi lewat sambungan telpon selulernya.

Dikatakan pula, semua peserta GPDRR sadar bahwa perubahan iklim yang saat ini terjadi, akan berdampak pada terjadinya bencana alam dimana-mana, mulai dari badai topan, badai siklon tropis, banjir, longsor, penyakit, kebakaran, kekeringan, kelaparan dan berbagai bencana lainnya yang mengakibatkan hilangnya fungsi ekosistem yang berdampak pada terjadinya bencana ekologis, yang mengancam keberlangsungan hidup manusia.


“Sengaja kami memamerkan beberapa jenis buah-buahan sebagai upaya menggugah kesadaran kita semua bahwa buah bisa diolah menjadi bahan pangan alternatif non beras. Serta perlunya melestarikan tanaman pangan yang beraneka jenis dan jumlahnya,” kata Ketua LPBI-NU Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

Di dalam pameran itu, LPBI-NU sengaja menggelar aneka buah yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis sambil foto bersama untuk membangun keakraban antar pihak sesama relawan kemanusiaan, dari berbagai daerah. Bahkan beberapa peserta dari luar negeri pun sempat mengunjungi stand yang digawangi oleh Cak Anam, yang juga menjabat sebagai Ketua Forum PRB Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.

Diakhir penjelasannya, dia berharap, agar hasil dari GPDRR nanti bisa ditindak lanjuti dengan kerja-kerja kolaboratif antar pihak, termasuk melibatkan kelompok rentan, kaum marginal dan difabel. Mengingat bahwa bencana adalah urusan bersama. [eBas]


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment