News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Audiensi Forum PRB Jatim Dengan Kalaksa BPBD Provinsi Jatim, Membangun Kesepahaman Dalam Menghadapi Potensi Bencana

Audiensi Forum PRB Jatim Dengan Kalaksa BPBD Provinsi Jatim, Membangun Kesepahaman Dalam Menghadapi Potensi Bencana

Sidoarjo Jawa Timur - Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Jawa Timur berkesempatan melakukan audiensi dengan pejabat dilingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur di ruang Tangguh Jl Letjend S Parman No 55 Waru Sidoarjo, Senin (30/05/2022).

Kegiatan yang dipimpin oleh Sekjend Forum PRB Jawa Timur Catur Sudharmanto S.Sos. MMB yang akrab dipanggil Mbah Dharmo itu, dalam rangka upaya membangun harmonisasi dan sinergitas Forum PRB Jawa Timur dengan BPBD Provinsi Jawa Timur.  Untuk meningkatkan peran pentahelix dalam upaya membangun gerakan pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim.

Konon, sampai saat ini keterlibatan dunia usaha dan media sebagai salah satu unsur pentahelix, masih belum tampak. Untuk itu melalui pertemuan ini diharapkan BPBD berkenan untuk menjembatani agar mereka mau terlibat aktif dalam pelaksanaan program forum membantu BPBD untuk upaya pengurangan risiko bencana.

Dihadapan pejabat BPBD Provinsi Jawa Timur, Mbah Darmo juga mengatakan bahwa keberadaan Forum PRB yang melibatkan semua komunitas, termasuk kelompok rentan dan kaum terpinggirkan itu merupakan mitra BPBD, bukan mitranya bidang tertentu, yang berusaha meningkatkan kapasitas dalam rangka pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim.

“Upaya membangun ketangguhan dan kesiapsiagaan masyarakat akan berdaya guna dan berhasil guna jika semua elemen pentahelix bisa bergerak bersama, terlibat aktif melaksanakan program forum,” ujar Mbah Dharmo dalam paparannya.

Pada kesempatan itu, pria yang berdomisili di Desa Pondok Agung, Kasembon, Kabupaten Malang, menjelaskan tentang arah program dan sasarannya. Diantaranya, upaya membangun gerakan pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim di Jawa Timur, Penguatan kapasitas pengurangan risiko bencana bagi masyarakat Jawa Timur, dan Mendorong program Nawa Bhakti Satya pemerintah yang berorientasi pada pengurangan risiko bencana.

Sedangkan prioritas programnya yang perlu diketahui oleh pejabat BPBD, diantaranya adalah penguatan kapasitas kelembagaan dan unsur-unsur anggota forum, dalam lingkup kegiatan penanggulangan bencana serta pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. Selanjutnya perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama dengan unsur pentahelix dalam lingkup kegiatan penanggulangan serta upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, khususnya dengan BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur, dan unsur pentahelix lainnya.

Terkait dengan program satuan pendidikan aman bencana (SPAB), forum berencana membuat proyek percontohan praktek SPAB yang benar-benar sesuai dengan pakemnya. Hal ini mengingat salama ini program SPAB masih sebatas sosialisasi tanpa tindak lanjut.

“Sementara, untuk program Sapa Destana yang bertujuan mengaktifkan kembali destana yang tinggal papan nama, belum efektif karena sasarannya masih belum fokus pada mereka yang telah mengikuti diklat pembentukan destana,” Imbuhnya.


Budi Santoso, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Jawa Timur, dalam arahannya mengatakan bahwa saat ini kita semua harus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana dengan melakukan sosialisasi pengurangan risiko bencana.

“Silahkan memanfaatkan keberadaan Mosipena (Mobil Edukasi Bencana dan Tenpina (Tenda Pendidikan Bencana) untuk melakukan edukasi bencana, serta sosialisasi tenda ramah anak. Semua ini sebagai upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan menghadapi potensi bencana yang ada di daerahnya,” tegasnya.

Beliau menyadari bahwa mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan itu sulit, sehingga perlu kerjasama yang kolaboratif antar pihak. Termasuk keberadaan destana harus didorong untuk aktif melakukan gerakan vegetasi di wilayahnya.

“Saya lebih suka dengan gerakan senyap, diam-diam tanpa publikasi, yang penting berjalan dan sukses. Sekali lagi, untuk membangun ketangguhan dan kesiapsiagaan, silahkan memanfaatkan semua peralatan yang ada di BPBD sebagai pendukung kegiatan preventif,” pungkasnya, mengakhiri dialog yang bertujuan terjadinya kesepahaman diantaranya. [eBas]

 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment