News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Strategi Pelaksanaan Edukasi Kebencanaan Agar Bisa Dilaksanakan Di Seluruh Sekolahan

Strategi Pelaksanaan Edukasi Kebencanaan Agar Bisa Dilaksanakan Di Seluruh Sekolahan

Surabaya Jawa Timur - Konon, pelaksanaan program satuan pendidikan aman bencana (SPAB) belum berjalan semestinya. Sementara mereka yang diamanahi menjadi fasilitator SPAB tidak berdaya untuk membenahinya, karena banyak faktor ikutan yang melatar belakangi. Diantaranya, sampai saat ini dinas pendidikan banyak yang belum tahu tentang Permendikbud No. 33 tahun 2019 tentang SPAB, sehingga pejabat setingkat  Kasi/Kabid dan Pengawas, belum menindaklanjuti dalam bentuk kegiatan SPAB di sekolah-sekolah.

Pernyataan di atas muncul dalam diskusi tentang SPAB dan Edukasi Kebencanaan yang diselenggarakan secara daring, Senin (04/04/2022) malam.  Kegiatan ini diikuti oleh para pemerhati SPAB yang berkeinginan agar program edukasi kebencanaan bisa diselenggarakan di semua jenjang pendidikan. Khususnya yang berlokasi di kawasan rawan bencana.

“Menurut saya perlu ada inovasi metode penyampaian materi SPAB yang mudah dipahami oleh siswa di era milenial ini. Diantaranya memanfaatkan media sosial yang semakin beragam jenisnya,”kata Arif salah seorang peserta yang  mencoba memantik diskusi.

Sementara, Basuki mengatakan bahwa, program SPAB yang didanai BPBD hanya menyasar ke sekolah yang ditunjuk saja dan sifatnya hanya sosialisasi tanpa tindak lanjut dalam bentuk kegiatan rutin. Sehingga yang terjadi, sekolah tetap tidak paham dengan SPAB. Apalagi, mereka bilang bahwa sekolahnya aman tidak pernah terdampak bencana.

“Sekolah banyak yang tidak berani mengadakan program SPAB sendiri secara mandiri karena takut di tegur dinas/pengawas. Sehingga sekolah hanya pasif menunggu arahan/petunjuk dari atasannya,” tambahnya.


Untuk itu perlu kiranya BNPB/BPBD mengadakan workshop yang pesertanya terdiri dari kabid/kasi, pengawas dinas pendidikan dan depag, dalam rangka memahamkan Permendikbud Nomor 33 tahun 2019, agar mereka mau menyelenggarakan SPAB di seluruh sekolah. Khususnya sekolah yang terletak di kawasan rawan bencana. Termasuk mendorong terbentuknya sekretariat bersama (sekber)  SPAB.

“Mungkin kita bisa mencoba memanfaatkan Podcast untuk mengedukasi masyarakat. Tentu dipilihkan materi yang menghibur sehingga pesan tersampaikan kepada masyarakat dan mudah dipahami,” Usul Ninil Jannah.

Jika media Podcast yang dipilih, tentu harus ada pertemuan lagi untuk membahas materi, skenario, nara sumber serta lokasi yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Disinilah peran content creator diperlukan untuk menterjemahkan konsep ke dalam sebuah karya yang menarik.

Terkait dengan rencana pembentukan sekber SPAB, tidak ada salahnya jika beberapa komunitas relawan mengundang pihak terkait untuk saling bercerita tentang praktik baik SPAB dan bagaimana tanggapan mereka tentang keberadaan sekber SPAB. Hasil dari pertemuan itu diserakahkan ke Dinas Pendidikan, Departemen Agama, dan BPBD, agar menjadi bahan penyusunan kebijakan.


“Kalau kita menunggu inisiatif dari pemerinth terkait dengan upaya pembentukan sekber SPAB, dapat dipastikan tidak akan segera terwujud. Untuk itulah perlu inisiatif dari relawan sebagai salah satu unsur pentahelix, agar sekber SPAB segera terbentuk, yang tentunya akan berdampak pada penyelenggaraan program SPAB di seluruh sekolah,” kata Basuki diakhir webinar. [eB]

 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment