News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Penanganan Korban Lakalantas Ada Aturannya Agar Tidak Bertambah Fatal

Penanganan Korban Lakalantas Ada Aturannya Agar Tidak Bertambah Fatal

Surabaya Jawa Timur - Rapat koordinasi Pelaksanaan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) bagi Driver ojek online digelar Kamis, (07/04 2022) bertempat di BaseCamp Jamaah LC, Kelurahan Keputih, Surabaya.  Acara ini merupakan tindak lanjut dari rapat sebelumnya yaitu membekali pengetahuan dan keterampilan terkait dengan upaya melakukan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas, saat mereka melakukan aktivitasnya.

“Teman-teman sering kali memberikan pertolongan saat terjadi kecelakaan lalulintas (Lakalantas), sehingga perlu pembekalan tentang PPGD agar bisa melakukan pertolongan dengan baik, benar dan tidak disalahkan, baik secara medis maupun hukum,” ujar Hamafi, salah satu pengurus Driver ojek online.

Acara ini melibatkan beberapa komunitas ojek online yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) dan Tim Reaksi Cepat (TRC). Mereka membahas apa saja yang perlu disiapkan dalam pelatihan dengan narasumber tunggal dr Airi Mutiar, spesialis anestesi dari Rumah Sakit Karang Menjangan, Surabaya.


Dengan dipandu Alfin, pengurus Forum Pegurangan Risiko Bencana (Forum-PRB) Jawa Timur, mereka berdiskusi, berbagi pengalaman saat melakukan pertolongan di jalan dengan segala suka dukanya. Dari situ pula tercetus rencana melakukan koordinasi dengan dinas terkait. Seperti Dinas Perhubungan, PMI, dan Rumah Sakit.

“Selama menangani kecelakaan, saya sering kesulitan menghubungi Command Center 112, sehingga tidak segera tertangani. Sementara tugas saya hanyalah mengamankan sekitar tempat kejadian perkara, sebelum petugas datang,” ujar Sanusi menceritakan pengalamannya.

Begitu juga pengalaman Rina yang harus berlama-lama menunggu korban yang belum mendapat penanganan karena direpotkan dengan urusan administrasi. Bahkan dia berharap kepada teman-temannya jika ada kecelakaan, sebaiknya menghubungi dinas perhubungan dan PMI agar segera ditindak lanjuti.

Dari hasil diskusi tukar pengalaman ini, semuanya dicatat oleh Alfin sebagai bahan masukan kepada narasumber  untuk bisa dibahas saat pemberian materi. Sekaligus membangun komitmen dari peserta pelatihan agar bersedia mematuhi segala aturan dalam menjalankan aktivitasnya sebagai tim penolong.


Sementara, Sueb mengingatkan bahwa keberadaan kita di lokasi kecelakaan hanya membantu mengamankan korban dan lingkungan sekitar sambil menunggu datangnya petugas. Setelah petugas datang maka selesailah tugas kita.

“Semua masukan sudah saya catat, sebagai bahan penyusunan materi pelatihan. Harapannya, setelah pelatihan dilanjutkan dengan menyusun kepengurusan, program kerja dan pertemuan berkala untuk meningkatkan kapasitas dan soliditas tim,” pinta Alfin, yang juga sebagai fasilitator desa tangguh bencana.

Diakhir pertemuan, Hamafi, sebagai penggagas program pelatihan, diharapkan segera mendata calon peserta, serta mengagendakan pertemuan dengan berbagai pihak agar keberadaan tim penolong dari driver ojek online mengetahui tugas dan fungsinya. Sehingga bisa membangun sinergi untuk menangani kecelakaan lalu lintas.

“Tidak ada salahnya, jika nanti tim ini juga melakukan edukasi kesadaran berlalu lintas kepada masyarakat, bekerjasama dengan forum pengurangan risiko bencana. Misalnya melalui program sambang dulur sinau bareng,” pungkasnya. [eB]

 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment