Program Sapa Destana Meningkatkan Kapasitas Menuju Ketangguhan Mandiri
Surabaya Jawa Timur - Setiap kali membuka acara pembentukan
destana, selalu saja dikatakan bahwa dengan terbentuknya destana diharapkan
terwujud masyarakat tangguh, yang mampu memanfaatkan kearifan lokal untuk
menyusun sistem penanggulangan bencana secara mandiri.
Tidak ada salahnya jika harapan ini terus dikawal oleh Forum
PRB melalui program Sapa Destana. Dalam acara tersebut, masing-masing pihak
mencoba mengingat kembali sejauh mana materi diklat pembentukan destana telah
dilakukan untuk mewarnai program tindak lanjut pasca diklat.
Pinjam istilahnya mBah Gender, tujuan pembentukan destana
adalah untuk memunculkan kemandirian masyarakat itu sendiri dalam menghadapi
potensi ancaman bencana yang ada didaerahnya. Karena masyarakat sendirilah yang
pertama menjadi korban, sekaligus penyelamat, sebelum pihak luar
berdatangan.
“Dalam kegiatan Sapa Destana sebaiknya dilakukan model jagongan (ngobrol santai) agar terjadi kesetaraan diantara pihak yang terlibat. Sehingga masing-masing bisa bercerita apa saja tentang praktek baik yang telah dilakukan tanpa takut salah,” kata mBah Gender, saat dihubungi lewat selulairnya, minggu (06/03/2022).
Sementara menurut Yudha, juga lewat gawainya, mengatakan
bahwa kegiatan Sapa Destana itu
sasarannya adalah pengurus Destana. Baik
itu yang baru dibentuk, sudah pernah ikut lomba destana, dan destana yang sudah
tidak aktif.
“Adapaun materinya meliputi identifikasi permasalahan,
identifikasi kekuatan, dan solusi menuju praktek baik yang diharapkan,” ujar Yudha.
Sedangkan kegiatan Sambang
Dulur Sinau Bareng (SDSB) itu, masih menurut Yudha, sasarannya pengurus Forum
PRB Kabupaten/Kota. Paling tidak, materinya berkisar pada, 1. mengupas praktek
baik yang sudah dilakukan, 2. Berbagi pengalaman dalam Pengurangan Bencana, 3.
Mencari solusi dalam Penanggulangan Bencana. Adapun tujuannya, adalah
terbangunnya sinergisitas pentahelik dan keberlanjutan program dari Forum PRB Kota/Kabupaten.
Kalau menurut Endik Suhendi, Ketua Dirgantara Rescue Jawa
Timur, mengatakan bahwa materi SDSB bisa menyesuaikan dengan kondisi sasaran.
Bisa berupa materi indikator Destana, Kerelawanan, atau Ketangguhan ekonomi
pasca bencana, serta materi standar tentang pembentukan destana.
Seperti, dasar penanggulangan bencana/manajemen bencana,
Kajian Risiko Bencana, Rencana Penanggulangan Bencana, SOP Peringatan dini,
evakuasi, rencana kontijensi, PPGD, dan pembentukan Forum PRB Desa/Kelurahan.
Belum ada materi yang baku. Paling tidak kedua kegiatan itu menjadi media silaturahmi untuk membangun jiwa korsa yang solid, tangguh serta saling menolong.
“Menurut saya, kegiatan Sapa Destana dan Sambang Dulur Sinau
Bareng itu tidak harus dilaksanakan dalam forum resmi yang penuh seremonial,
akan tetapi digelar dalam suasana santai namun bermakna dalam upaya peningkatan
kapasitas dalam arti luas dalam rangka saling menguatkan, sekaligus membuka
peluang perluasan jejaring kemitraan antar pihak,” kata ASN BPBD Kota Batu,
mengakhiri komentarnya saat penulis japri. [eB]
Post a Comment