News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Memanfaatkan Barang Bekas Untuk Kemandirian Finansial Organisasi

Memanfaatkan Barang Bekas Untuk Kemandirian Finansial Organisasi

Surabaya Jawa Timur - Pada umumnya, sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, seperti relawan yang tergabung di dalam wadah forum pengurangan risiko bencana (Forum PRB), dimana sumber dana kegiatannya hanya  mengandalkan donasi dari anggota dan donatur lain yang tidak mengikat. Dapat dipastikan sulit berkembang dan biasanya dana akan habis digunakan untuk melaksanakan programnya.

Dari pernyataan di atas, Alfian, salah satu anggota Tim SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana), mencetuskan gagasan untuk memandirikan finansial bagi komunitas para pegiat kemanusiaan. Gagasan ini pun bisa mendorong tumbuhnya kewiraswastaan anggota yang dapat menopang masa depannya.

“Sebenarnya, jika kita mau, kita bisa berkegiatan tanpa harus mengeluarkan uang pribadi dengan cara mengumpulkan barang bekas berupa kertas lalu dijual. Hasil penjualan dimasukkan ke Kas untuk keperluan komunitas,” terangnya, saat jagongan virtual lewat Whatsapp, Minggu (20/03/2022).

Konon, gagasan ini muncul setelah alumni Unesa ini berjumpa dengan komunitas yang dana operasionalnya dari hasil penjualan barang bekas yang dikumpulkan anggotanya. Masing-masing anggota sepakat untuk setor barang bekas. Biasanya berupa koran, kertas dan kardus. Namun ada juga yang setor botol dan gelas plastik bekas minuman dalam kemasan.

Untuk itulah perlu kiranya mereka didorong agar memiliki sumber dana yang diperoleh dari menjalankan aktivitas usaha yang bisa mendatangkan pemasukan untuk mengisi kas komunitas. “Ternyata hasilnya luar biasa. Semua program komunitas bisa didukung dengan uang hasil penjualan barang bekas. Sehingga tidak membebani anggota,” tambahnya.

Apa yang digagas Alfian itu, sangat menarik untuk dicoba praktekkan oleh relawan anggota Jamaah LC, yang diketuai oleh Zainal Fattah, salah seorang pengurus Forum PRB Jawa Timur. Paling tidak, sebagai upaya membiayai program komunitas, sekaligus belajar memberdayakan anggotanya dalam arti luas.

Untuk memperkuat argumentasinya, Zaenal mensitir pendapat Widjaja (2003), yang mengatakan bahwa  pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri, baik di bidang ekonomi, dan sosial.

“Kuncinya ada pada kesetaraan dan partisipasi dari seluruh anggota Jamaah LC. Untuk itu, sebelum mencoba gagasan di atas, perlu ada jagongan yang melibatkan seluruh anggota untuk membahas serta menyepakatinya secara transparan dan bertanggung jawab,” komentarnya di whatsapp.


Wahyudi, dari komunitas relawan peduli bencana, mengatakan bahwa gagasan pengumpulan barang bekas untuk mendanai kegiatan komunitas sangat menarik untuk segera diwujudkan. Beberapa anggota yang di hubungi juga setuju.

“Saya yakin seluruh anggota akan mendukung. Masalahnya adalah, siapa yang akan mengelola barang bekas itu. Sejak pengumpulan sampai penjualannya, karena tidak semua orang bisa,” kata Cak Bogang, sapaan akrabnya.

Sementara, Alfian, sebagai pencetus gagasan, sudah punya pandangan kemana akan menjual hasil pengumpulan barang bekas. Tinggal bagaimana mengkomunikasikan kepada seluruh anggota tentang manfaat pengumpulan barang bekas untuk mendukung program komunitas, tanpa mengganggu dompet anggota.

“Hanya diperlukan komitmen dari masing-masing anggota untuk aktif setor barang bekas dalam rangka upaya pemandirian finansial komunitas. Karena, masalah dana itu sangat rawan bagi keberlanjutan organisasi. Tanpa kebersamaan, gagasan cerdas itu akan layu sebelum berkembang,” tegas Alfian. [eB]

 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment