News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Desa Penanggal Memiliki Destana Yang Siap Mandiri Mengurangi Risiko Bencana

Desa Penanggal Memiliki Destana Yang Siap Mandiri Mengurangi Risiko Bencana

Kabupaten Lumajang Jawa Timur - Pelaksanaan program pembentukan destana di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang Jawa Timur, dilaksanakan tgl  (5 s.d  11 /03/2022). Kegiatan ini dihadiri oleh Dadang Iqwandi, dari BPBD Provinsi Jawa Timur, merupakan kegiatan rutin dilaksanakan setiap tahunnya yang diikuti oleh beberapa Kabupaten/Kota.

Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Pemandian Tirtosasi View, Desa Penanggal, dihadiri juga oleh Kasi Pencegahan BPBD Jatim Dadang Iqwandi, Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastadi, PLT Kepala DPMD Kabupaten Lumajang Mustajib, Forkopimcam, Kepala Desa Penanggal , Mahasiswa KKN dari Universitas Jember, Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Waskita Dharma, Malang, Mahasiswa sains & Teknologi Jogjakarta, dan 30 Pokja Destana.


Zaenal Fattah, dalam kegiatan ini memberikan materi tentang kerelawanan, sesuai Perka BNPB nomor 17 tahun 2011, tentang Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana. Dengan gayanya yang santai, dia menjelaskan Pengertian relawan dan siapa yang bisa menjadi Relawan, hak, kewajiban dan sanksi bagi relawan, serta tupoksi relawan.

“Relawan Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya disebut relawan, adalah seorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan dan kepedulian untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya penanggulangan bencana,” katanya, mensitir Perka BNPB.

Artinya, relawan sebagai masyarakat terlatih  dapat berpartisipasi dalam berbagai bentuk kerelawanan dalam penanggulangan bencana dan pengurangan  risiko bencana, sesuai kemampuannya. Bahkan di dalam UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dikatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk melakukan kegiatan penanggulangan bencana.

Untuk itulah perlu kiranya membekali masyarakat yang terpilih mengikuti diklat agar berkompeten dalam bidang pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana, sebagai mitra kritis BPBD.


“Ini dapat menjadi bekal para peserta untuk menindaklanjuti seluruh materi yang diberikan dalam rangka membangun budaya sadar bencana kepada masyarakat melalui program pengurangan risiko bencana. Tentunya tetap berkoordinasi dengan BPBD setempat,” ujarnya, saat dihubungi via telepon selulairnya.

Tampak jelas raut wajah antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Pasalnya materi yang diberikannya meliputi Sosialisasi Destana, Manajemen Bencana, Kajian Risiko Bencana, Kerentanan dan Kapasitas, termasuk peta Ancaman, Sistem Peringatan Dini, Rencana Evakuasi, Rencana Penanggulangan Bencana termasuk Rencana Aksi Komunitas, Rencana Kontinjensi, Pembentukan Relawan dan Forum PRB Desa, serta Kerelawanan.

Tidak hanya itu para peserta juga diajak langsung mempraktikkan apa yang telah mereka dapat setelah diberikan materi. Termasuk praktik cara mengevakuasi korban sendirian maupun kelompok, dengan menggunakan alat maupun tidak. [eB]

 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment