News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Relawan LPBI NU Dan Forum PRB Jatim Melakukan Pendataan Jitupasna

Relawan LPBI NU Dan Forum PRB Jatim Melakukan Pendataan Jitupasna

 

Lumajang Jawa Timur - Bencana awan panas guguran Gunung Semeru yang terjadi Sabtu, (4/12/2021) telah meluluhlantakkan harta benda penghuninya. Bahkan beberapa nyawa juga menjadi korban keganasannya. Termasuk jembatan gladak perak yang legendaris itu juga luluh lantak.

Kini Gunung Semeru sudah mulai kondusif. Namun derita warga terdampak masih memerlukan bantuan relawan. Salah satunya relawan NU Peduli turun langsung di tengah masyarakat terdampak untuk memastikan kebutuhan sandang dan pangan mereka tercukupi.

Hal ini mengingat bahwa bantuan logistik dari berbagai pihak masih melimpah banyak di gudang BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Lumajang Jawa Timur. Jika tidak segera didistribusikan, dikhawatirkan akan rusak (kedaluwarsa).

“Setelah masa tanggap darurat berlalu, kebutuhan Hunian mulai menjadi prioritas, dan ini sudah dibahas oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang yang melibatkan berbagai pihak. Namun, kebutuhan sekunder lainnya terus diberikan sesuai kebutuhan,” kata Sulhanani, saat dihubungi lewat telepon selulernya, Jumat (21/01/2022), terkait kegiatan kajian kebutuhan pasca bencana (jitupasna).

Tim Survey Jitupasna LPBI NU  (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama)  Kabupaten Lumajang bekerjasama dengan Forum PRB Jatim melakukan pendataan langsung kepada warga terdampak di wilayah Pronojiwo. Beragam keinginan dan kebutuhan mereka sampaikan dan dicatat oleh tim untuk disusun sebagai bahan pengambilan kebijakan.

Untuk kebutuhan mendesak adalah tempat tinggal karena banyak masyarakat terdampak mengeluh tempat tinggal yang belum pasti, bahkan masyarakat sangat butuh informasi yang jelas tentang rencana relokasi dari Pemda Kabupaten Lumajang.


“Kejelasan informasi ini sangat perlu diketahui masyarakat untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa menimbulkan kegaduhan sosial antar calon penghuni huntara (hunian sementara),” ucap ibu yang sering mendapat tugas sebagai fasilitator desa tangguh bencana.

Masih menurut aktivis perempuan ini, “Masyarakat yang benar-benar terdampak, siap di tempatkan di mana saja. Harapannya, saat hari raya nanti mereka sudah bisa menempati huntara, yang saat ini sedang dibangun oleh pemerintah dan beberapa lembaga donor, sesuai dengan kesepakatan bersama. Seperti, penetapan standart design dan spesifikasi bangunan.”

Sementara, Spesifikasi huntara yang disepakati, diantaranya, Atap Spandek, Plafon kalsiboard Rangka Atap Pelana (asimetri), Kolom c75, Dinding Batako dan Kalsiboard, Sloof Rolag Batako, Pondasi Umpak beton, 4 pintu (Utama, Kamar, Jemuran, Kamar mandi), dan 3 jendela (2 Utama, 1 Kamar)

 “Semoga kesepakatan itu tidak berubah agar penyelesaian huntara bisa tepat waktu, dan segera ditempati masyarakat untuk membangun kembali kehidupannya pasca bencana,” pungkasnya saat mendampingi Tim Jitupasna menyusun laporan hasil pendataan. [ros]



Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment