News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Lereng Gunung Arjuno Bekas Terbakar, Harus Dilakukan Reboisasi

Lereng Gunung Arjuno Bekas Terbakar, Harus Dilakukan Reboisasi


Kota Batu Jawa Timur Pendaki Gunung Arjuno Suprapto warga Dusun Junggo RT 01 RW 10 Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu saat ditemui dikediamannya Rabu (1/12/2021) menyampaikan bahwa hujan deras yang terus menerus mengakibatkan tanah di Gunung Arjuno menjadi jenuh tidak bisa menyerap air sehingga mengakibatkan banjir bandang yang terjadi di Kota Batu Kamis (4/11/21) lalu.

Suprapto adalah pemandu wisata mendaki Gunung Arjuno yang sudah menekuni pekerjaannya selama 15 tahun. Juga ikut rombongan Ummat Hindu memperbaiki pipa air untuk Pura Luhur Giri Arjuno menyampaikan,


“Kemungkinan hujan deras itu berada di bagian tanaman rumput gebut, yang jaraknya dari puncak Gunung Arjuno 30 menit perjalanan. Untuk mencegah terjadinya banjir bandang diwaktu mendatang, lereng Gunung Arjuno bekas terjadinya kebakaran hutan 4 tahun yang lalu harus dilakukan reboisasi. Kalau tidak segera ditanami kayu kembali sangat membahayakan. Karena tanahnya berbatu dan sangat curam terbukti setelah terbakar tidak segera tumbuh kayu kembali. Kalau bisa jenis kayu yang ditanam disana kayu eprek atau kayu bulu yang bisa menyerap air. Penanaman seharusnya dilakukan saat musim hujan seperti saat ini, namun bila kita mendaki gunung dimusim hujan petirnya yang sangat membahayakan keselamatan manusia, karena pohon saja bisa langsung terbakar.”

“Untuk jalur pendakian yang dari Desa Sumbergondo sudah tertutup rumput. Yang kita lewati untuk perbaikan pipa air itu sungai mati, tapi bekas banjir aliran airnya terlihat sangat besar sekali. Terlihat bekas aliran air itu menyeret kayu-kayu besar yang dilewati hingga sampai di Desa Bulukerto saat banjir bandang awal November lalu, “ tambahnya.


“Kalau ada yang tidak percaya dengan yang saya katakan ini, saya bersedia untuk mengantarkan siapa saja yang ingin meninjau lokasinya. Dengan perkiraan waktu tempuh antara 3 hingga 4 jam perjalanan. Melihat longsoran yang terjadi ada kemungkinan diatasnya memang masih ada bendung alam, kalau mau menelusuri terus keatas. Cuma kami ngak berani menelusuri jalur tersebut karena ada tempat tinggalnya harimau yang dari kejauhan baunya sudah sangat menyengat. Saya tahu sendiri karena pernah mengantarkan tamu dari Bali lewat jalur itu. Untuk pendakian dari Pura Luhur Giri Arjuno ini jarang dilakukan karena jalurnya sangat menanjak dan curam. Saya menyampaikan hal ini juga sebagai warga masyarakat yang bukan petani penggarap di wilayah Hutan tanpa ada maksud tertentu, “ tutur Suprapto mengakhiri pembicaraannya. (Erwin)




Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment