News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Forum PRB Ikut Inisiasi Pembentukan Sekretariat SPAB Tingkat Jawa Timur

Forum PRB Ikut Inisiasi Pembentukan Sekretariat SPAB Tingkat Jawa Timur

Surabaya Jawa Timur -  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus PMPK), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang didukung oleh UNICEF, berencana mendorong upaya penyusunan regulasi dan pembentukan Sekretariat Bersama Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SEKBER SPAB) di Provinsi Jawa Timur.
Tujuan dari kegiatan ini adalah, upaya mencapai komitmen dalam upaya penyusunan regulasi dan pembentukan Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana di Provinsi Jawa Timur. Serta mendukung pengembangan kerjasama yang baik antar berbagai stakeholder (pemerintah, pemerintah daerah dan organisasi non pemerintah) terkait Penyelenggaraan Program SPAB di Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan yang digelar di Hotel Grand Mirama Mercure, Surabaya, selama dua hari, senin – selasa (6–7/12/2021), diikuti oleh berbagai perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) dan organisasi masyrakat yang terkait dengan SPAB, termasuk perwakilan dari forum pengurangan risiko bencana (FPRB) Jawa timur.

Dikatakan oleh panitia, bahwa di indonesia baru terbentuk Sekber SPAB di 15 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota. Ini sangat memprihatinkan dan perlu ada keberpihakan bagi semua pihak untuk segera membentuk Sekber SPAB di daerahnya, melalui  kolaborasi, komunikasi dan berkoordinasi untuk membangun sinergi sehingga keberadaan Sekber SPAB benar-benar berjalan sesuai perannya.
“Ketika ada bencana, kami dari Direktorat kesulitan menjawab saat ditanya berapa jumlah sekolah yang rusak, jumlah siswa, pendidik dan tenaga kependidikan yang menjadi korban. Sehingga kami juga kesulitan dalam menentukan bantuan apa yang harus dikirim agar tepat sasaran sesuai kebutuhan,” Kata Janaka, staf Direktorat PMPK, yang juga sebagai wakil dari unicef.

Dikatakan pula bahwa banyak barang hibah dari unicef yang belum digunakan karena minimnya tenaga yang menanganinya. Silahkan menghubungi lembaga penjaminan muti pendidikan (LPMP) untuk berkoordinasi terkait dengan kebutuhan bantuan yang diperlukan.

 “Untuk itulah dengan adanya sekber spab, maka masalah keberlangsungan pendidikan anak-anak akan tetap berjalan meskipun pada situasi bencana, melalui sekolah darurat serta berdirinya tenda belajar atau tenda baca, khusus menyediakan buku-buku bacaan dan alat permainan edukatif. Tenda ini didirikan dekat dengan tempat pengungsian,” Ujarnya.

Sementara Kuswara, salah satu panitia workshop mengatakan, pasca workshop ini, Dinas Pendidikan Provinsi Jatim tinggal menindak lanjuti rencana pembentukan sekber spab itu seperti apa. Sebaiknya Dinas pendidikan jadi leadernya, dan dinas terkait serta mitra nya terus support sampe menghasilkan apa yg kita harapkan bersama.

“Untuk itu bisa didiskusikan dengan sekretariat nasional SPAB. Kita tidak secara langsung mendampingi sekber di daerah karena keterbatas anggaran. Seknas akan membantu seoptimal mungkin, apabila ada daerah yang secara masif dan konsisten ingin mewujudkan kebijakan SPAB,” Katanya.
Basuki, dari bidang pengembangan pengetahuan F-PRB Jawa timur, yang datang mewakili BP PAUD Dikmas Jatim, mengatakan bahwa, sebelum membentuk Sekber SPAB, sebagainya dibahas dulu, siapa saja yang akan mengurus sekber, adakah regulasi pembentukan sekber, programnya apa dan sekber itu nanti di bawah dinas apa ?. 

Ini penting, karena selama ini dalam urusan kebencanaan, ego sektoral masing-masing OPD masih lekat karena punya anggaran sendiri dan cara pencairannya pun ada aturannya sendiri. Apalagi, sekber itu dibentuk dalam rangka melaksanakan permendikbud nomor 33 tahun 2019,  tentang penyelenggaran program satuan pendidikan aman bencana.

“Keterlibatan FPRB dalam sekber SPAB adalah membantu pemerintah dalam upaya mendata keberadaan lembaga pendidikan khususnya di daerah rawan bencana serta membangun budaya sadar bencana bagi siswa, pendidik dan tenaga kependidikan sehingga mereka bisa melakukan upaya pengurangan risiko bencana secara mandiri, minimal menyelamatkan keluarga dan harta bendanya” Pungkasnya sambil sambil berharap ada tindak lanjut dari workshop ini. [eB]

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment