SRPB Audiensi Bersama Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur
Surabaya Jawa Timur _ Beberapa pengurus Sekber Relawan
Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim berinisatif mengadakan silaturahmi dengan
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Budi Santosa, di Kantor BPBD Provinsi
Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini, Dian Harmuningsih sebagai koordinator
SRPB Jatim, ditemani oleh Wawan Kimiawan, Andreas Eko Muljanto, Lusi Andajani,
Rizki Daniarto, dan Dian Harmuningsih. Sedangkan Kalaksa BPBD Jatim didampingi
Sekretaris Erwin Indra Widjaya dan Kepala Seksi Pencegahan, Dadang Iqwandy.
“Ini yang saya tunggu-tunggu bisa ketemu teman-teman SRPB
Jatim,” ungkapnya ketika menyambut beberapa pengurus SRPB Jatim, yang dipimpin
langsung oleh Dian Harmuningsih, di ruangannya, Senin (15 /11/2021).
Pertemuan berlangsung gayeng, saling bercerita dan tukar informasi tentang program penanggulangan bencana di Jawa Timur, seperti program satuan pendidikan aman bencana (SPAB) dan beberapa program pengurangan risiko bencana.
Hal ini menambah keakraban dan kehangatan dalam suasana hari
yang mendung diawal musim penghujan. Apalagi, baru kali ini Kalaksa BPBD Jatim
bertemu dengan pengurus SRPB Jatim. Semua itu karena kesibukannya menangani
berbagai bencana yang semakin sering terjadi di wilayah kerjanya.
Seperti diketahui, Kalaksa BPBD Jatim Budi Santosa baru
serah terima jabatan (Sertijab) pada Rabu, 25 Agustus 2021 lalu. Pak Budi,
demikian ia kerap disapa, sebenarnya tak asing lagi bagi SRPB Jatim. Ia pernah
menjabat Plt Kalaksa BPBD Jatim, beberapa tahun lalu. Bahkan, dia pernah ikut
mengisi Arisan Ilmu Nol Rupiah yang menjadi agenda rutin SRPB Jatim. Juga
pernah ke Obis Camp saat relawan punya acara disana.
Dalam kesempatan itu, mantan Kasatpol PP Jatim ini
mengemukakan tentang bencana hidrometeorologi yang telah terjadi di beberapa
wilayah di Jawa Timur. Menurutnya, penanganan bencana seperti ini perlu
dilakukan oleh multipihak. Salah satunya dengan keterlibatan dan peran aktif
relawan.
“Oleh karena itu, relawan perlu bersatu karena menghadapi
bencana butuh penanganan banyak pihak,” ucapnya.
Ia mencotohkan bencana banjir dan tanah longsor yang
baru-baru ini terjadi. Perlu segera dilakukan mitigasi dan pencegahan ke
depannya oleh berbagai pihak, khususnya pemerintah setempat. Di antaranya
penanaman kembali di daerah-daerah yang rusak karena alih fungsi tata guna
lahan. Sekaligus memperkuat regulasi.
“Nah, ini yang bisa dilakukan para relawan untuk dilibatkan
dalam reboisasi. Saya ingin adanya bottom up,” kata pria yang cukup lama malang
melintang di Badan Diklat Provinsi Jatim ini.
Juga perlu memerhatikan kearifan lokal dengan melibatkan masyarakat setempat. Ia mencontohkan kawasan Nongkojajar yang dulu pernah dilanda kekeringan. Namun dengan penanaman kembali pohon-pohon vegetatif, akhirnya muncul sumber-sumber mata air yang sangat berguna bagi flora dan fauna.
Selain itu, tanamannya juga dipilihkan sesuai dengan
lingkungan di situ. Termasuk bagaimana memilih tanaman yang bisa menyerap dan
menyimpan air. Ia juga berharap pohon yang ditanam nantinya bisa meningkatkan
produktivitas dan perekonomian masyarakat setempat.
“Untuk melakukan ini memang perlu edukasi-edukasi. Dan
memang jagonya edukasi ini adalah panjenengan-panjenengan semua yang dekat
dengan masyarakat,” jelas Budi Santosa.
Pria berperawakan besar ini juga berharap relawan nantinya
bisa dilibatkan dalam penanganan pasca bencana. Terutama untuk mengungkit
perekonomian para korban bencana sesuai konsep daya lenting agar segera berdaya
menata kehidupannya kembali.(*)
Post a Comment