News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kalaksa BPBD Provinsi Jatim Adakan Pertemuan Multipihak Dengan FPRB Jatim Dan SRPB

Kalaksa BPBD Provinsi Jatim Adakan Pertemuan Multipihak Dengan FPRB Jatim Dan SRPB

 

Surabaya Jawa Timur - Hari ini, salah satu Media Harian Umum Selasa Legi (16/11/2021), telah memberitakan tentang Kalaksa (Kepala Pelaksana) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur yang berkenan menggandeng Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) dalam sebuah pertemuan silaturahmi di ruang kerjanya. Sebuah peristiwa langka yang layak dicatat sebagai sebuah kenangan yang indah.

Entah apa yang dibicarakan, namun dari pemberitaan yang dimuat media, tampaknya pertemuan itu berlangsung akrab bersahabat, saling berbagi informasi terkait dengan peristiwa bencana yang semakin sering muncul di wilayah Jawa Timur, termasuk program pengurangan risiko bencana yang menjadi garapan mereka. Ini dilakukan sebagai bentuk sinergi pentahelix.

Yang jelas, pertemuan selasa legi ini sangat berkesan sekaligus bermakna bagi ke dua Lembaga tersebut, sekaligus memunculkan bermacam tafsir dari semua pihak yang selama ini punya aneka prasangka terhadap keberadaannya dalam melaksanakan program dibidang kebencanaan yang bersinggungan langsung dengan BPBD.

Konon pertemuan dalam suasana mendung itu, Budi Santoso, Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur, mengatakan bahwa bencana itu urusan bersama. Sehingga sinergitas dari multipihak (pentahelix) benar-benar harus ditampakkan. Tinggal bagaimana aturan mainnya dan siapa yang pantas menjadi dirigen dari sebuah orkestra yang bernama pentahelix.

Hal ini sejalan dengan ruh pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana yang merupakan upaya BPBD memfasilitasi peran serta masyarakat dengan melibatkan semua pemangku kepentingan (termasuk komunitas relawan) untuk terlibat dalam membantu kerja-kerja dibidang penanggulangan bencana.

Kata salah satu relawan yang aktif turun di lokasi bencana, bahwa mereka harus saling mendukung. Tidak hanya indah dalam teori namun juga harus dipraktekkan (dengan syarat punya waktu dan sangu, tanpa itu ya hanya bisa termangu, dan dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu yang selalu siap setiap waktu).

Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, partisipasi dan kemitraan pemangku kepentingan perlu terus dibangun. Mengingat bahwa upaya Pencegahan dan penanganan bencana tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Termasuk dalam melakukan mitigasi dan membangun budaya sadar bencana, harusnya melibatkan semua pihak.

Ada yang bilang pertemuan multi pihak ini merupkan pertemuan pertama sejak Budi Santoto dilantik sebagai Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur, tentunya sangat diharapkan akan diikuti oleh pertemuan-pertemuan lanjutan untuk menciptakan kesatuan dan persatuan antar pihak yang saling menguatkan tanpa melemahkan, dalam arti sebenarnya.

Pertemuan inipun berharap menjadi awal yang indah dalam membangun saling kesepahaman tentang peran dan fungsi masing-masing sebagai mitra BPBD dalam membangun budaya masyarakat tangguh bencana sesuai harapan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015 - 2030. Dengan demikian kedua pihak bisa duduk bersama memberikan masukan cerdas yang berharga, sebagai bahan penyusunan program BPBD Provinsi Jawa Timur tahun 2022. Salam Tangguh, Salam Kompak, Salam Sehat. [eBas]


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

1 comments:

  1. Semoga pertemuan itu membuahkan hasil yg positif baik untuk FPRB, SRPB, begitu pula BPBD Prov. Jatim. Ada kesepahaman dalam menyiapkan segala sesuatu yg dibutuhkan dalam rangka mengurangi, menanggulangi, dan menata kembali bencana dan akibat yg ditimbulkannya.

    Salam kemanusiaan.
    Salam tangguh.

    ReplyDelete