News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ziarah Ke Makam Mbah Bungkul Surabaya

Ziarah Ke Makam Mbah Bungkul Surabaya

 


Pagi itu, Jum’at Pahing (02/12/2022), saya menyempatkan bersepeda menuju destinasi wisata di tengah Kota Surabaya. Sekedar mencari suasana baru sekaligus menjaga kebugaran badan yang semakin renta dimakan usia. Harapannya tentu agar tetap sehat dan tidak mudah sakit.

Sepeda saya arahkan ke Taman Bungkul, tempat strategis untuk cuci mata menikmati keindahan taman dan lalu lalang warga Kota dengan segala kesibukannya. Tentu sambil menikmati kopi di warkop yang banyak berdiri di seputaran Taman.


Ya, Taman Bungkul bukan sekedar menyajikan keindahan tanaman bunga yang beraneka warna. Disana juga tersedia amfiteater berdiameter 33 meter, yaitu tempat terbuka untuk menggelar pertunjukan seni, bisa juga digunakan untuk senam massal. Disana juga bisa untuk joging, lahan papan luncur, taman bermain anak-anak, dan air mancur.

Setiap hari Minggu, jalan utama di depan Taman Bungkul ditutup untuk kegiatan Car Free Day. Jelas suasananya tambah ramai, banyak warga yang menyempatkan jalan-jalan menikmati suasana. Disana juga menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas dengan segala gayanya.

Setelah puas menikmati kicauan burung liar yang bersarang di pepohonan sekitar Taman yang rindang, saya menyempatkan berziaroh ke makam mBah Bungkul, tepat di belakang Taman. Disana banyak makam, konon semuanya itu adalah makamnya kerabat dan santrinya mBah Bungkul. 


Bagi masyarakat Surabaya, keberadaan makam Mbah Bungkul atau Ki Ageng Mahmuddin, sudah tak asing lagi sebagai destinasi wisata religi. Ada yang bilang bahwa Cerita tentang Mbah Bungkul, hanya berasal dari tradisi lisan atau legenda.

Di sana saya juga ikut berdoa seperti peziarah lainnya di Mushola yang dibangun era Walikota Surabaya Tri Rismaharini, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial. Menurut saya mushola itu perlu dibersihkan dindingnya dari debu, kipas anginnya juga kotor, serta banyak nisan yang berlumut.

Kemudian saya menemui mBah Kus, juru kunci makam yang sekaligus pengurus Mushola, berbincang masalah kebersihan Mushola dan banyaknya peziarah yang berdoa di makam mBah Bungkul untuk “ngalap berkah”.


“Saya dari Komunitas Gerakan Bersih-bersih Masjid Surabaya, berkeinginan untuk mengadakan bakti sosial membersihkan Mushola mBah Bungkul. Apakah diijinkan dan bagaimana prosedurnya?” kata saya berharap.

“Silahkan saja, kami sangat berterimakasih. Namun jangan dilakukan pada hari Minggu, karena banyak pengunjung yang berziarah dan menggunakan Mushola untuk berdzikir dan khataman Al Qur’an,” kata mBah Kus.


Mbah Kus juga mengatakan, sebelum melakukan kegiatan hendaknya berkirim surat dulu untuk menentukan harinya agar tidak berbarengan dengan acara lain. Hari semakin siang, saya pun mohon diri sambil membawa cerita legenda mBah Bungkul dengan segala karomahnya, yang berlokasi di Taman Bungkul, Kota Surabaya. [eB]


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment