Ketua P2TP2A Kota Batu, Berharap Pendampingan Desa Damai Mojorejo Berkelanjutan
Batu Jawa Timur - Kelompok Kerja (Pokja), Forum Perempuan
dan Pemerintah Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo Kota Batu pada Kamis
(30-12-2021) telah mengadakan kegiatan workshop Penyusunan Standart Dan
Prosedur Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan (VE) Dan Pendamping
Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG).
Bertempat di Dusun Sahabat Alam, Lasah Karangploso Kabupaten Malang.
Narasumber pertama yaitu Ketua P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak)
Kota Batu Daisy Pangalila yang mempresentasikan materi
Pendamping Korban Kekerasan Berbasis Gender. Sedangkan narasumber kedua Salma
Safitri memandu peserta dalam penyusunan SOP Penanggulangan Ekstremisme
Berbasis Kekerasan.
Dalam sambutannya Kepala Desa Mojorejo Rujito menyampaikan, “Sebagai
Kepala Desa dan atas nama Pemerintah Desa mengucapkan terimakasih pada Pokja
dan Forum Perempuan yang telah menyelesaikan Rencana Aksi Desa sesuai yang
telah direncanakan. Kemasan kegiatan saat ini cukup bagus karena dilaksanakan
di Dusun Sahabat Alam. Supaya kegiatan ini bisa dimaksimalkan. Berbagai bentuk
komunikasi nonverbal juga dimaksimalkan agar terjalin kekompakan, kerukunan,
tenggang rasa, serta kepentingan bersama lebih penting dari pada kepentingan
pribadi.”
Ketua Forum Perempuan Desa Damai Mojorejo Yuni Purwaningsih menambahkan, “Berharap tidak terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, yaitu bekerjasama dengan P2TP2A Kota Batu. Kita nanti akan tergabung dengan Satgas Desa Damai Mojorejo. Ketika terjadi permasalahan Satgas yang akan mendampingi. Karena tanggungjawab bersama menuju desa damai yang selalu dinamis.”
Ketua P2TP2A Kota Batu Daisy Pangalila usai presentasi menyampaikan, “Saya
sangat bangga dengan kegiatan workshop seperti ini karena idenya dari
masyarakat. Justru kegiatan ini membantu program pemerintah, dengan ada Satgas
di Desa Damai Mojorejo. Sehingga kasus kekerasan akhirnya bisa diselesaikan
ditingkatan paling kecil. Saya juga sangat mengapresiasi dengan Wahid
Foundation, karena program Aksi Desa benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
Apalagi bisa investasi waktu dan dana untuk kegiatan ini, Namanya mencerdaskan
masyarakat itu butuh daya upaya lebih dan sangat beruntung karena Wahid
Foundation mau turun ke Desa Mojorejo. Dan saya berharap Pemerintah Desa
Mojorejo ini melihat suatu program yang sangat baik untuk terus dilanjutkan. Karena
Wahid Foundation sudah memulai dari awal dan tentu kelanjutannya bisa dilakukan
oleh Pemerintah Desa Mojorejo sendiri. Bahkan mungkin nantinya bisa diduplikasi
oleh desa-desa lainnya.”
“Sebenarnya sesuatu yang sudah dimulai itu perlu didampingi yang benar-benar pasti bisa bergerak lebih lanjut. Untuk suatu program pendampingan itu butuh waktu lebih panjang tidak hanya butuh waktu tiga bulan, paling tidak butuh waktu pendampingan 3 (tiga) tahun pendampingan baru bisa melihat hasil yang kita harapkan betul-betul tertanam dan bisa di follow up oleh masyarakatnya, “tutur Ketua P2TP2A Kota Batu mengakhiri penjelasannya.
Sedangkan Ketua Pokja Desa Damai Mojorejo Karjono sebelum penutupan acara menambahkan, “Saat ini
Desa Damai Mojorejo telah memiliki Pos Pengaduan tindak kekerasan dan
penanggulangan ekstrimisme yang terletak di sebelah Pendopo Balai Kanugrahan,
sehingga masyarakat yang memiliki permasalahan bisa mengadukan ke Pos yang telah
tersedia.” (Erwin)
Post a Comment