News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Di SMP 23 Surabaya

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Di SMP 23 Surabaya


Surabaya Jawa Timur - Sungguh pandemi covid-19 yang telah memasuki tahun ke dua ini, memberi pelajaran kepada semua. Termasuk guru dan siswa. Semua harus menjaga kesehatan agar terhindar dari wabah yang belum ada obatnya. Kebiasaan baru pun harus menjadi gaya hidup semua masyarakat, sesuai anjuran pemerintah. Seperti sering mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Sekolah pun demikian. Demi mengutamakan kesehatan dan keselamatan guru, siswa, tenaga kependidikan dan masyarakat sekitar, maka pembelajaran pun diadakan secara daring (pendidikan jarak jauh), dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi internet. Namun, jika memungkinkan, bisa menggunakan model blended learning dan pembelajaran tatap muka terbatas.

Tentu, pembelajaran jarak jauh ini merupakan suatu pengalaman baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Dengan adanya pandemi inilah semua harus belajar beradaptasi dan membiasakan diri menggunakan internet sebagai sarana belajar. Agar lancar, semua harus memiliki Handphone, Laptop dan Komputer yang memiliki aplikasi tatap muka virtual, seperti zoom metting, google meet, dan jitsi.


Tentu, ada bedanya belajar tatap muka dengan belajar jarak jauh. Biasanya, guru bisa melihat canda tawa siswa. Kini tidak bisa lagi, semua masih harus daring. Untuk itulah guru harus belajar bagaimana mengoperasikan komputer dan memilih metode apa yang cocok untuk menyampaikan materi secara online.

Dengan demikian, sekolah harus menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran berbasis internet ini. Seperti penyediaan wifi, komputer yang memadai untuk aplikasi pembelajaran daring, serta ruangan yang nyaman sesuai protokol kesehatan.

Begitu juga dengan siswa. Pasti mereka sudah kangen dengan teman-temannya. Kangen berkelakar di taman sekolah, jajan bareng di kantin. dan bermain bersama di halaman sekolah. Kangen belajar bareng di perpustakaan sekolah yang koleksi bukunya sangat memadai untuk memperluas wawasan.

Ya, guru dan siswa harus mulai mengakrabi berbagai aplikasi yang ada di komputer, laptop dan gawai agar proses pembelajaran jarak jauh menuai hasil yang diharapkan. Ya, semua harus belajar bersama-sama saling memberi tahu dan mengingatkan. Termasuk melibatkan orang tua dalam proses belajar daring. Sehingga guru bisa mendapat laporan dari orang tua terkait dengan aktivitas siswa belajar di rumah.

Dengan kata lain, guru harus menjalin komunikasi dengan orang tua siswa untuk mendampingi putra putrinya agar rajin mengikuti pembelajaran jarak jauh. Guru secara berkala memberi informasi kepada orang tua tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, materi pelajaran yang sudah dan yang sedang dipelajari. Termasuk menanyakan kondisi kesehatan siswa.


Guru juga bisa minta masukan tentang bagaimana perkembangan siswa selama belajar di rumah serta kendala yang dihadapi selama daring. Dengan demikian orang tua akan tahu perkembangan belajar anaknya sekaligus bersama-sama guru mencari solusi untuk mengatasi masalah yang menghambat siswa dalam belajar.

Pandemi covid-19 yang masih berlangsung entah sampai kapan ini, memaksa guru tetap menyampaikan materi pelajaran dan memotivasi siswa secara online. Sementara siswa juga harus belajar di rumah secara daring.

Kini, sesuai dengan perkembangan covid-19 yang semakin bisa dikendalikan dan semakin aman, beberapa daerah sudah mengijinkan sekolah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas, dengan tetap mentaati protokol kesehatan, agar proses pembelajaran menjadi nyaman dan aman bagi warga sekolah.

Untuk itulah, SMP Negeri 23 Kota Surabaya telah berusaha berbenah diri sesuai anjuran dari satuan tugas Covid-19. Seperti menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Khususnya ruang kelas, ruang guru, ruang tata usaha, perpustakaan serta lab komputer dengan rutin menyemprot disinfektan.


Satpam sekolah pun dilibatkan untuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh siswa saat memasuki halaman sekolah, serta mengingatkan kepada siswa agar tetap taat protokol kesehatan agar tidak mudah terpapar covid-19, yang konon sudah banyak variannya (contohnya varian delta), sehingga melahirkan klaster sekolahan.

Semoga covid-19 segera berlalu, untuk menghindari terjadinya  “Learning loss”, yaitu hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu. Seperti,  ditutupnya pembelajaran tatap muka karena pandemi covid-19 yang mematikan, dan telah memakan ribuan korban nyawa, termasuk guru dan siswa. [Gagar, guru SMPN 23 Surabaya]

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment