Kunjungi Peace Village, Menteri PPA: Desa Damai Bisa Menjadi Solusi Program Pemberdayaan Perempuan
Sleman DIY - Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan
Perempuan dan Anak (Menteri PPA), Bintang Puspayoga melakukan kunjungan kerja
dengan mengunjungi Peace Village, Sleman, Yogyakarta Kamis, (18/11).
Dalam kunjungan tersebut, Bintang tak seorang diri. Ia
datang bersama Jamshed M Kazi, Country Representative and Liason Officer UN
Women. Di sana, Bintang dan Jamshed melakukan dialog bersama Kelompok Perempuan
Penggerak Desa Damai perwakilan dari Desa Damai di Sleman, Klaten, Sukoharjo,
dan Surakarta yang selama ini telah
didampingi Wahid Foundation dalam Program Desa Damai.
Dialog keduanya bersama kelompok perempuan penggerak desa
damai untuk mendengar seputar pengalaman mereka menciptakan perdamaian dan
pemberdayaan perempuan dan upaya mereka membangun mekanisme perlindungan
perempuan dan anak di desa/kelurahan.
Bintang mengatakan, bahwa kementriannya bukanlah pelaksana
teknis, akan tetapi kementrian yang fokus pada koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan. Oleh karena itu, kunjungan tersebut adalah untuk mendengar praktik
baik dari Desa Damai untuk kemudian dikoordinasikan dan mensinkronkan praktik
baik Program Desa Damai dengan Program Kementrian PPA.
“Kami bukan kementrian pekerja teknis, tapi kami kementrian
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan. Ketika kami turun, kekuatan kami adalah
kami menggandeng teman-teman,” kata Bintang saat memberikan sambutan sebelum
memulai dialog.
Sementara itu, Mujtaba Hamdi, Direktur Eksekutif Wahid
Foundation yang menyambut kedatangan keduanya mengatakan bahwa dalam Program
tersebut, Wahid Foundation mengedepankan tiga aspek pendekatan, yaitu
pendekatan kemandirian ekonomi, penguatan partisipasi perempuan, dan pencegahan
konflik sosial di masyarakat.
Masih menurut Mujtaba, sejak 2017 secara kontinyu Wahid
Foundation bekerjasama dengan UN Women menginisiasi Program Desa Damai untuk
menciptakan kerukunan masyarakat di Desa/Kelurahan dengan mengacu kepada
Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah
pada Terorisme (RAN PE) dan Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS).
Sejumlah kelompok perempuan dari beberapa desa yang
mengikuti dialog tersebut membagikan pengalaman mereka didampingi oleh Wahid
Foundation dalam Program Desa Damai. Banyak di antara mereka yang kemudian bisa
secara mandiri membangun ekonomi keluarganya setelah didampingi Wahid
Foundation hingga melahirkan produk usaha yang sudah dipatenkan. Bahkan,
beberapa di antaranya juga mampu berperan aktif turut serta dalam memberikan
masukan bagi kebijakan di desa yang pro terhadap perlindungan perempuan dan
anak dengan masuk structural Badan Pemusyawaratan Desa (BPD).
Mendengar pengalaman kelompok perempuan penggerak
perdamaian, Bintang sangat mengapresiasi apa yang telah Wahid Foundation lakukan
melalui program Desa Damai, menurutnya, program seperti Desa Damai adalah
program yang sangat menginspirasi dan harus terus dikembangkan.
“Saya pikir kalau Desa Damai ini terus dikembangkan, ini
bisa menjawab PR-PR yang belum terselesaikan yang bahkan sudah ada sebelum
Pandemi,” ungkap bintang merespons dialog dengan kelompok perempuan penggerak
perdamaian desa damai.
Masih menurut Bintang, Program Desa Damai dengan 3 pilarnya yang telah disebutkan Mujtaba, sesuai dengan 5 isu utama yang diamanahkan Presiden Jokowi, yaitu pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan yang berspektif gender, kedua peranan ibu/keluarga dalam pendidikan/pengasuhan. Ketiga penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak. keempat, penurunan pekerja anak dan yang kelima, Pencegahan perkawinan anak.
“Desa Damai salah satunya yang menjadi langkah utamanya
adalah pilar penguatan ekonomi yang mayoritas aktornya adalah ibu-ibu. Ketika
kami melihat 5 arahan isu utama sesuai arahan Pak Presiden, perempuan memang
harus berdaya secara ekonomi agar segala permasalahan akan mudah diselesaikan,”
tegas Bintang.
Sementara itu, Jamshed yang sudah lama mengikuti
perkembangan Program Desa Damai yang diinisiasi oleh WF, begitu terkesan dengan
apa yang diungkapkan oleh kelompok perempuan penggerak desa damai. Menurutnya,
kedatangannya ke Peace Village bukan untuk membicarakan banyak hal, akan tetapi
ingin banyak mendengar pengalaman para perempuan dari Desa Damai.
“Saya ke sini bukan untuk bicara banyak hal, tapi untuk
banyak mendengar,” kata Jamshed.
Jamshed hanya menitip satu pesan, bahwa ia juga senang
dengan terpilihya Indonesia dalam Indonesia GI0 Presidency. Oleh karena itu,
menurutnya isu tentang pemberdayaan ekonomi harus ditekankan dan dibawa dalam
gelaran G20 Precidency yang akan dihelat di Bali.
Senada dengan Jamshed, Bintang juga mengatakan demikian.
Bahkan, ia juga mendapat mandate dari Presiden untuk membawa isu tersebut dalam
pembahasan G20 Presidency nanti di Bali.
Selain berdialog, Bintang dan Jamshed juga mengelilingi
Peace Village melihat berbagai pertunjukan budaya. Keduanya juga mengunjungi
stand dan melihat produk unggulan dari masing-masing desa damai dampingan Wahid
Foundation seperti batik, produk makanan dan minuman olahan, dan berbagai
produk lainnya yang juga adalah hasil dari pendampingan yang WF lakukan.
Ke depan, menurut Bintang, praktik baik dari desa damai, akan disinergikan dengan program-program yang sudah ada di Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Post a Comment