News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Diskusi Mematangkan Rencana Pembentukan Forum PRB Kota Surabaya

Diskusi Mematangkan Rencana Pembentukan Forum PRB Kota Surabaya


 Kota Surabaya Jawa Timur - Sebagai upaya inisiasi pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Surabaya, berbagai wakil komunitas relawan menyempatkan diri berkumpul di basecampnya Jamaah LC, sabtu (27/11/2021) malam minggu.

Harper, dari Komunitas Posko Bersama Relawan Surabaya mengatakan, sebelum melakukan rencana audiensi dengan pejabat di lingkungan pemerintah Kota Surabaya, hendaknya terlebih dulu menyiapkan konsep yang jelas. Seperti apa itu FPRB, landasan hukumnya, tujuan dan fungsinya.

“Kegiatan awal ini sebagai upaya membuka jalan untuk dialog yang nantinya diharapkan bisa ditindak lanjuti dengan mengikutsertakan berbagai pihak untuk mematangkan rencana pembentukan forum,” Katanya.

Hal ini seperti yang disarankan oleh Miranti, dari Siap Siaga, bahwa kegiatan ini sebagai upaya membangun komunikasi secara informal  untuk berupaya menyepakati terlebih dulu tentang pentingnya keberadaan forum sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pengurangan risiko bencana tanpa masuk ke ranah politik.

Untuk itu, sejak awal para pihak yang terlibat harus sepaham dulu agar tidak terjadi rivalitas dikemudian hari. Tidak menutup kemungkinan, setiap pihak yang terlibat rutin dalam cangkrukan di basecampnya Jamaah LC, mencari jejaring dengan berbagai pihak, baik itu politisi, pengusaha,  dan pihak lain untuk menjembatani terbentuknya FPRB Kota Surabaya. Sehingga, ketika nanti BPBD Kota Surabaya resmi beroperasi, Forum bisa langsung membantu melaksanakan programnya.


Kalau relawan sendiri yang bergerak membentuk FPRB, jelas tidak mungkin bisa. Karena, yang berkepentingan hadirnya forum itu adalah pemerintah (dalam hal ini BPBD) yang terkait dengan IKD (Indek Ketahanan Daerah), penyusunan RPB (Rencana Penanggulangan Bencana), RAK (Rencana Aksi Komunitas), Renkon (Rencana Kontijensi) dan sejenisnya. Sehingga, merekalah yang paling berkepentingan membentuk. Tinggal bagaimana para pihak yang terdiri dari berbagai elemen pentahelix bisa meyakinkan akan keberadaan FPRB.

“Inilah pentingnya dialog awal untuk membangun kesepahaman, sekaligus membuka jalan dialog selanjutnya yang lebih serius. Seperti perumusan formatur sampai terbentuknya kepengurusan forum melalui pemilihan yang demokratis,” kata Mesak Paijala, dari PSBL UNITOMO, Surabaya.

Hal ini senada dengan Wawan, wakil dari SRPB Jawa timur. Dia mengingatkan jangan sampai terjadi persaingan menjadi pengurus, serta tidak mau aktif ketika tidak terpilih menjadi pengurus. Untuk itulah melalui kegiatan cangkrukan yang digagas Jamaah LC ini dapat menjadi ajang membangun kesadaran bersama untuk berforum, seperti yang ada di dalam buku panduan pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). [eB]

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment