News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Krisis Sampah Kota Wisata Batu, Butuhkan BUMD Pengelola Sampah

Krisis Sampah Kota Wisata Batu, Butuhkan BUMD Pengelola Sampah

Kota Batu pintubatu.com -  Antonio "Joz" Louise Susanto, ahli sampah UNESCO memaparkan data menarik. Penduduk Kota Batu yang berjumlah 218.000 jiwa, jika diasumsikan tiap jiwa menghasilkan 0,75 kg per hari maka akan menghasilkan hampir 164  ton sampah. Artinya, kapasitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tlekung hanya sanggup untuk meng-cover sampah penduduk Kota Batu saja. 

Padahal, Kota Batu juga mempunyai 900 Hotel,  32 pasar,  dan 62 tempat wisata. Itu belum termasuk kafe-kafe yang tersebar dan tumbuh subur di Kota Batu. Setiap weekend, Kota Batu kedatangan wisatawan dalam kisaran 10 ribu - 20 ribu orang yang menghasilkan sampah.

Artinya, dari paparan Antonio tersebut, TPA Tlekung selama ini dipaksa untuk menampung semua sampah, baik dari sampah penduduk maupun sampah wisatawan.  "Bom waktu" yang meledak pada tanggal 30 Agustus 2023 sejatinya adalah sebuah titik jenuh dari kesalahan sistem pengolahan sampah di Kota Batu.

Paparan Antonio itu dikonfirmasi oleh Doddhy Eko Wahyudi, aktivis Sabers Pungli. Menurut Doddhy, ditahun 2015 sebenarnya  masyarakat Tlekung sudah meminta TPA Tlekung untuk ditutup, tapi terus diundur sampai meledak tanggal 30 Agustus 2023.(Dialog lebih lengkap dapat disimak di kanal YouTube "Tv Wong mBatu", Gerakan Kolektif Pengolahan Sampah)

Penutupan TPA Tlekung pada 30 Agustus 2023 merupakan bukti nyata bahwa selama bertahun-tahun Pemerintah Kota Batu hanya sibuk memoles Batu sebagai Kota Wisata, mengundang sebanyak mungkin wisatawan, tanpa berpikir membangun sistem pengolahan sampah, termasuk pemilahan sampahnya. 

Kota Batu membutuhkan sebuah atmosfer pengolahan sampah yang benar dan mempunyai nilai tambah. Sampah, sekarang,  telah menjadi industri, menjadi tambang emas. Desa Panggung Harjo, Bantul, Yogyakarta adalah contoh kisah sukses pengolahan sampah beromset miliaran rupiah.

BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Panggung Lestari, yang punya unit pengolahan sampah mendapat  penghargaan sebagai BUMDes terbaik di Indonesia. Unit Pengelolaan sampah BUMDes Panggung Lestari mendapat penghargaan sebagai yang terbaik di ASEAN.

Belajar dari Desa Panggung Harjo, saya menawarkan rekomendasi kepada pemangku kebijakan Pemkot Batu agar ke depan, Kota Batu punya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pengelolaan sampah, terutama untuk mengelola sampah dari para wisatawan. Jika sekelas BUMDes Panggung Lestari saja bisa beromset miliaran rupiah, maka, saya percaya BUMD Kota Batu yang khusus bergerak dalam pengelolaan sampah bisa menghasilkan keuntungan yang lebih.

Akhirnya, krisis sampah di Kota Batu bisa kita ubah menjadi "keuntungan", dengan catatan semua elemen wong mBatu bergerak bersama, bergandengan tangan, bahu membahu. "Wong mBatu bisa...!!

Haris El Mahdi 
Koordinator GUSDURIan 
Kota Batu

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment